HTY
Young Leadership
Kepemimpinan merupakan sebuah
keniscayaan sejak dulu dimana pemimpin dibutuhkan untuk menjadi panutan dalam
kehidupan sehingga pemimpin yang tepat tentunya memberikan peran utuk mebuat
perubahan kearah yang lebih baik, pemuda adalah salah satu factor yang memiliki
integritas tinggi baik sebagai agent of change, agent of social, agent of chritis,
dll. Semuah hal perubahan ada ditangan pemuda atau bias dikatakan sebagai
mahasiswa.
Dahulu kala Pemuda yang
tergabung dalam berbagai organisasi kepemudaan baik PMII, HMI, KAMMI, IMM,
KAHMI, GMKRI, GMNI. Sehingga mulai saat itulah pemuda termobilisasi sehingga
kerusuhan pecah diseluruh Indonesia. Namun pemuda saat ini terpuruk dalam
hedonism duniawi yang terlalu nyaman dengan aktivitas mereka masing-masing
banyaknya kasus yang ada tidak ada satupun organisasi pemuda tergerak untuk
kembali membuat gebrakan hebat dalam perubahan demokrasi di indonnesia. Lalu bagaimana
langkah strategis pemuda saat ini dalam mengusung peta demokrasi di Indonesia.
Pemuda merupakan salah
satu pilar dalam mengawal demokrasi di Indonesia, dalam pola pemerintahan yang
ada saat ini cenderung pemimpin pemerintahan digerakkan oleh system kepartaian
yang menyebabkan banyaknya kasus kolusi, korupsi dan nepoteisme. Sejarah telah
mencatat dengan tinta emas peran pemuda dalam proses perubahan suatu bangsa.
Bukan hanya sejarah bangsa modern namun bangsa-bangsa atau kaum terdahulu pun
tidak terlepas dari kontribusi pemuda di dalamnya.
Periodisasi sejarah Indonesia modern
memiliki keunikan tersendiri. Pembagian periode sejarah berdasarkan waktu itu
diwarnai oleh gerakan pemuda di dalamnya. Sejarah Indonesia modern sering
disebut berdasarkan periode kebangkitan nasional 1908, sumpah pemuda 1928,
proklamasi kemerdekaan 1945, bangkitnya orde baru 1966 dan dimulainya orde
reformasi 1998.
Peran pemuda dalam sejarah Indonesia sering disebut diawali oleh peristiwa
kebangkitan nasional tahun 1908. Walaupun demikian sebenarnya peran pemuda
telah diawali jauh sebelum itu. Hanya bentuk perannya yang berbeda. Sebelum
1908, para pemuda lebih banyak berperan dalam perjuangan secara fisik melawan
penjajah namun lebih bersifat sektoral dan tidak terorganisir dalam satu wadah
kesatuan.
Berdasarkan sejarah, tonggak awal kebangkitan nasional disebutkan diawali
dengan berdirinya organisasi Budi Oetomo tahun 1908. Organisasi yang dimotori
oleh para mahasiswa Stovia sekolah kedokteran yang didirikan Belanda untuk anak
priyayi Indonesia. Namun, hal ini masih menjadi perdebatan karena organisasi
Budi Oetomo tidak bersifat nasional. Organisasi ini hanya ada di Jawa dan
memang khusus diperuntukkan untuk orang Jawa.
Kontroversi sejarah tersebut tidak bisa menafikan bahwa sejak saat itu
perjuangan pemuda telah memasuki babak baru. Perjuangan melalui sarana
organisasi telah dimulai. Walaupun dimulai oleh organisasi yang bersifat
kedaerahan, kesadaran untuk menyatu dalam suatu bangsa sudah ada. Dipelopori
oleh para mahasiswa yang disekolahkan oleh Belanda dengan kebijakan politic
etis.
Saat ini sebagian pemuda Indonesia
terjebak dalam romantisme historis kegemilangan peran pemuda dalam sejarah
bangsa. Peristiwa atau momen bersejarah yang melibatkan pemuda di dalamnya
diperingati dan dijadikan bahan pembicaraan tanpa tahu harus melakukan apa.
Sementara itu, sebagian pemuda lainnya terjebak dalam kenikmatan surga dunia.
Kemewahan, kesenangan, pesta dan hura-hura menjadi keseharian mereka. Tanpa
pernah peduli dengan kondisi bangsa.
dalam benak masyarakat dimana pemuda saat ini?, apakah pisau
mereka sudah tumpul karena kenikmatan yang saat ini mereka dapatkan. Dalam satu
sisi mereka berada dipersimpangan jalan, banyaknya tugas kuliah/sekolah,
banyaknya hiburan yang lebih menyenangkan, dalam hal ini banyak keraguan yang
ditujukan kepada pemuda saat ini.
Berikut problematika pemuda saat ini :
1.
Pemuda
yang saat ini sekolah dibebankan tugas sekolah dan larangan dalam mengikuti
organisasi kemasyarakatan dan organisasi politik.
2.
Pemuda
yang saat ini kuliah terlalu nyaman dengan aktifitas mereka dari pacaran,
hiburan, tugas, game, dan lain sebagainya.
3.
Pemuda
yang lebih dewasa/sudah bekerja dibebankan akan tugas kerja dan aktifiitas
mereka untuk memenuhi kebutuhan hidup.
4.
Generasi
tua hampir sama mengejar kebahagian hidup dimasa terakhir meraka.
Lalu dimana masyarakat harus mengadu?, banyak hal yang perlu
diluruskan diantaranya mengubah kembali paradigma dan pola pikir pemuda dan
masyarakat bahwa pemuda memiliki peran sangat besar dari mereka menjadi calon
pemimpin masa depan, pemuda memiliki integritas dan pikiran yang murni untuk
membuat gerakan perubahan yang sangat strategis. Banyaknya kasus yang menyeret
anggota legeslatif, pemimpin daerah, kementrian, bahkan pejabat birokrasi perpajakan,
keuangan, kehakiman, mahkamah agung hamper semua lini telah terrasuki racun
kerusakan korupsi. Dan kembali lagi pemuda, masyarakat dan kaum penggerak hanya
menjadi penonton dalam panggung sandiwara elit politik negeri ini.
Pemuda harus menjadi aktor dalam proses
pengambilan kebijakan. Menurut Birkland (2001) aktor dalam proses
pengambilan kebijakan terbagi dua kategori yaitu official dan unofficial
actors. Official actors adalah mereka yang terlibat dalam proses
pengambilan kebijakan publik melalui status atau kewajiban konstitusionalnya.
Mereka memiliki kekuasaan untuk membuat dan menjalankan kebijakan. Pihak yang
termasuk dalam official actors adalah lembaga legislatif, eksekutif dan
yudikatif.
Oleh karena itu, pemuda saat ini harus
masuk ke dalam lingkaran kekuasaan dengan cara menjadi bagian dari ketiga
lembaga tersebut. Sebagian aktifis pemuda telah masuk dalam legislatif dengan
cara membentuk partai politik sendiri atau masuk melalui partai politik yang
sudah ada sebelumnya. Bukan hal yang tak mungkin juga jika pemuda memasuki
lembaga eksekutif. Bahkan jika perlu menjadi presiden. Pemilihan presiden
secara langsung menjadikan kesempatan pemuda untuk memimpin bangsa ini adalah
sebuah hal mungkin. Semantara itu, unofficial actors adalah mereka yang
berperan dalam proses pengambilan kebijakan tanpa kewenangan atau tugas secara
hukum sebagai hak berpartisipasi dalam demokrasi. Mereka yang termasuk dalam unofficial
actors adalah partai politik, kelompok kepentingan (interest group),
media massa, organisasi riset dan warga negara sebagai individu. Peran mereka
dalam pengambilan kebijakan lebih bersifat tidak langsung.
Partai politik selain sebagai sarana
untuk mengantarkan anggotanya menjadi anggota parlemen juga bisa memiliki peran
lain. Peran lain yang dimiliki partai politik adalah melalui gerakan
non-parlemen. Gerakan ini bisa berupa pendidikan politik kepada masyarakat,
penggalangan opini massa hingga pengerahan massa melalui demonstrasi. Gerakan
non-parlemen ini dilakukan dengan tujuan untuk mempengaruhi proses pengambilan
kebijakan.
Gerakan ini telah terbukti ditahun 1998
dengan pecahnya kasus semanggi dan trisakti dimana pemuda berkumpul bersatu
tekad untuk menggulingkan rezim soeharto. Hal inilah yang menjadi bukti bahwa
pengaruh dan peran pemuda dalam demokerasi sangat dibutuhkan kembali untuk
terus mengawal jalannya demokrasi di indonesia. Perlunya sosok pemuda yang
ektra memiliki intergritas tinggi dan daya seorang aktifis yang besar inilah
yang mendorongnya gerakan-gerakan perubahan. Mengumpulkan, mengorganisasi dan
membuat langkah-langkah strategis dalam peta pergerakan baru ditahun 2014
mendatang. Media massa dan elektronik sebagai corong informasi mereka
menyampaikan kepada seluruh khalayak inilah yang harus meraka lakukan sebagai bahan informasi tentang gerakan apa
saja yang mereka lakukan sehingga exsistensi pemuda dalam demokrasi tahun 1998
tidak tumpul. Seolah pemerintah tahu bahwa rakyat indonesia mengawal pemerintah
melalui gerakan pemuda. Sehingga solusi yang ditawarkan menjadi bahan referensi
dalam pengambilan kebijakan pemerintahan.
Oleh karena itu, pemuda harus memiliki
peran yang besar dalam media massa. Peran pemuda di bidang ini sangat penting
agar mereka bisa mempengaruhi opini masyarakat. Sudah saatnya pemuda menjadi
penulis, reporter, jurnalis, redaksi dan profesi lain di bidang media. Media
massa harus dikuasai karena seperti yang dikatakan Alvin Toffler “siapa yang
menguasai informasi maka dia akan menguasai dunia”.
Pemuda bisa berperan di sini dengan
mendirikan lembaga penelitian yang bertugas untuk menyiapkan konsep Indonesia
baru. Konsep di bidang ekonomi, politik, pendidikan dan bidang lainnya. Lembaga
ini bisa menawarkan konsepnya kepada siapapun yang akan menjadi pemimpin bangsa
ini.
Saat ini masyarakat seolah ditawari
kucing dalam karung dalam memilik elit politik dan pemimpin mereka dimasa
medantang tanpa tahu arah, tujuan, langkah, seperti apa meraka dan apa yang
mereka hasilkan saat ini dan perubahan seperti apa yang sebelumnya telah meraka
lakukan. Hanya sekelomok kecil masyarakat yang peduli akan politik dinegeri
ini, masyarakat dan pemuda semakin enggan untuk terus mmemantau demokrasi
karena memang sistem ini dibuat oleh para elit politik saat ini. Sistem yang
dibuat hanya untuk membodohi masyarakat. Sistem yang dibuat hanya untuk
kepentingan sendiri dan golongan tidak berpengaruh dalam peningkatan ekonomi,
pendidikan, pertanian, dan seluruh lini kehidupan bermasyarakat. Kemandulan
para pemimpin inilah yang layaknya membutuhkan solusi banyak pihak untuk mengubah
sistem dan cara demokerasi yang tepat bagi negara ini. Namun pemuda seyogjanya
juga tidak terlalu nyaman ketika pemuda masih dalam gerakan organisasi
perubahan entah gerakan HMI, PMII, HMI, HIMAKRI, IMM.. dan lain sebagainya,
bersuara lantang saat masih bergelora bersemangat mengusung perubahan, namun
hanya duduk diam ketika duduk dikursi parlemen.
Banyaknya kelompok-kelompok partai yang
mengusung kepentingan golonganya untuk menguasai poliitik negeri ini, menjadi
cambukan masyarakat tentunya bagaimana pemimpin ini dipilih,
1. Kejaksaan
Agung (Rp 5,433 triliun)
2.
Kemenkeu (Rp 5,359 triliun)
3.
Kemendikbud (Rp 3,335 triliun)
4.
Kemenkes (Rp 332,8 miliar)
5.
Kementerian ESDM (Rp 319,1 miliar)
6.
Kemenhut (Rp 163,5 miliar)
7.
Kemensos (Rp 157,8 miliar)
8.
Kementerian Agama (Rp 119,3 miliar)
9.
Kemenpora (Rp 115,4 miliar)
10. Kemenkoinfo
(Rp 102,4 miliar)
14.
Penguasan tambang dan kekayaan alam
indonesia yang dikuasai asing
15.
Ketergantungan import barang dari luar
negeri yang membuat masyarakat merubah pola fikir masyarakat. Dan masih bayak
lagi.
Kebanyakan kasus didasari dari sistem
kepartaian yang mengusung kandidat-kandidat yang tidak pantas dalam memasuki
ring elit politik yang benar-benar
bertanggung jawab dan memiliki integritas tinggi dalam membuat perubahan
demokerasi indonesia. Kelompok kepentingan atau interest groups juga
memiliki peranan penting. Dye (2005) menyebutkan bahwa mereka bisa
terlibat dalam memformulasikan kebijakan dan legitimasi kebijakan itu sendiri.
Kelompok ini bisa mempengaruhi proses pengambilan kebijakan pemerintah melalui
berbagai cara. Diantaranya yaitu direct lobbying kepada lembaga
legislatif maupun eksekutif, kampanye, proses litigasi melalui jalur hukum
dengan cara class action terhadap kebijakan pemerintah dan mobilisasi
masyarakat dengan cara demonstrasi atau yang lainnya untuk mempengaruhi
pemerintah dan parlemen.
Bentuk kelompok kepentingan ini
biasanya berupa non government organization (NGO) atau lembaga swadaya
masyarakat (LSM). Para pemuda juga bisa memberikan kontribusi terhadap proses
pengambilan kebijakan dengan cara mendirikan LSM. Lembaga yang didirikan harus
fokus dalam bidang tertentu agar wilayah garapannya tidak terlalu luas.
Kekuatan lembaga ini adalah mereka bisa bebas bergerak tanpa sekat wilayah,
budaya, agama dan sebagainya.
Dalam moment yang amat penting dalam perjalanan demokrasi
bangsa indonesia ada sebuah nilai yang menjadi harapan semua fihak adanya
sebuah kemajuan dari tahun-tahun mulai berjalanya ruh demokrasi di indonesia,
yaitu kesadaran masyarakat akan arti demokrasi dan memaknai kesadaran politik.
Disini kesadaran masyarakat akan di uji dalam menentukan masa depan bangsa. Ada
hal krusial yang menjadi pertanyaan. Apakah masyarakat (rakyat) sudah faham
dengan pilihan politik dan sadar akan arti demorasi di negara ini?. Jika rakyat
sadar akan pilihan politik mereka pastikah sudah benar-benar yakin dengan partai atau
wakilnya akan bisa membawa perubahan bagi bangsa ini dan mengantarkan mereka
pada keadaan yang lebih baik dari multi sektor. Dan sadar akan demokrasi di
negara ini yang tridak hanya di maknai dengan money politik dan juga iklan di
media dengan janji-janji yang cukup menggiurkan. Akankah pengalaman-pengalaman
politik masa lampau bisa mengatarkan rakyat ini pada pemahaman yang benar akan
demokrasi dan mengantarkan semakin matangnya rakyat dalam pilihan politik.
Perlunya sebuah gerakan untuk mendidik kesadaran politik bagi
masyarakat merupakan hal yang mendesak untuk segera dilakukan mengingat semakin
panasnya perhelatan politik bangsa ini. Sehingga rakyat yang masih bodoh ini
tidak semakin terbodohi oleh politisi-politisi busuk yang hanya
mementingkan kepentingan pribadi tanpa menengok kebawah keadaan rakyat yang
semakin memprihatinkan. Jangan samapi masadepan bangsa ini tergadaikan hanya
dengan omong kosong, recehan rupiah dan bantuan sembako. Ataupun bingkisan
alakadarnya yang tidak ada garansi sama sekali untuk kepentingan rakyat dalam
jangka panjang yang memperpanjang penderitaan bangsa yang miskin ditengah
ladang emas, minyak serta sumber alam lainya.
Langkah langkah strategis apa saja yang perlu segara
dilakukan pemuda saat ini :
1. Perlunya
konsolidasi dan koordinasi lebih intens dengan menggagas pembentukan wacana dan
opini public tentang informasi yang sedang berkembang dengan membuka forum
terbuka dan diskusi antar pemuda yang hasilnya disampaikan kepublik baik dalam
bentuk demo, orasi politik dan media lainnya
2. Dibutuhkan
sosok pemuda yang tangguh ulet dan kritis terhadap persoalan yang berkembang
saat ini sehingga informasi yang ada
menjadi referensi kembali untuk membuat sebuah aksi gerakan
3. Perlunya
wacana pendidikan politik kepada masayarakat yang dibentuk oleh pemuda sehingga
sebuah solusi bagi masyarakat bagaimana memilih pemimpin yang layak untuk
memimpin pemerintahan saat ini baik didaerah maupun nasional.
4. Pemuda
aktif merepon setiap isu yang berkembang baik, isu politik, ekonomi,
pendidikan, budaya, dan lain sebagainya
5. Karena
system kepemimpinan di Indonesia menggunakan system kepartaian maka pemuda
harus ikut serta masuk didalamnya dengan tetap berkomitmen mebut perubahan
diberbagai sector yang memang membutuhkan pembenahkan. Memang sangat sulit
ketika bergerak sendiri untuk membuat perubahan karena system telah dibentuk
oleh elit-elit politik sebelumnya.
6. Mengusulkan
system pemilihan calon anggota legeslatif dan esekutif yang benar—benar relevan
dengan pemimpin yang dibutuhkan masyarakat.
Dalam sejarah dunia tak satupun gerak perubahan tidak
melibatkan kaum pemuda di dalam perubahannya. Hal tersebut disebabkan tingginya
resistensi kelompok ini terhadap realitas sosial yang terjadi. pemuda termasuk
dalam kelompok ini sehingga setiap perubahan di negeri ini tidak luput dari
keterlibatan pemuda Indonesia, yang memicu terjadinya pergerakan Pemuda dalam
menyikapi fenomena sosial ini oleh Max Weber dikarenakan oleh “the ethic of
absolute ends” atau nilai-nilai luhur (idealisme) yang didapatkan oleh pemuda
mahasiswa yang dijadikan sebagai main stream perjuangan dalam menyikapi
fenomena sosial, dari sudut pandang inilah sehingga pemuda dikatakan “ agent
nilai”, juga nilai-nilai luhur itupunlah yang dijadikan orientasi pemuda dalam
mengawal segala perubahan untuk sebuah proses transformasi sosial sehingga
pemuda mendapatkan predikat yang tinggi damata masyarakat maupun dimata
birokrasi, Maka sangat wajar jika dalam dunia pemuda sendiri, terjadi kemapanan
yang berlangsung terus menerus dan cenderung mempertahankan status quo. Melihat
fenomena yang dihadapi oleh Gerakan pemuda yang tidak menentu arah dan semakin
kurang menariknya kelembagaan pemuda menjadi alasan yang mendasari perlunya
kajian intensif dalam rangka memperjelas peran dan posisi pemuda. Karena
Gerakan pemuda sebagai pendorong perubahan social selama ini dianggap mampuh
namun pasca Repormasi menjadi tak menentu.
Dalam
konteks pelaku perubahan, hadirnya kaum muda dalam tataran kehidupan demokrasi
dan praktek politik sebagai “agent of change” dapat dimaknai sebagai berikut,
yaitu:
a) Sebagai counter
elit yang secara konsisten dan persisten harus melakukan ”upaya paksa” bagi
elit berkuasa agar berbuat apapun hanya demi kesejahteraan rakyat;
b) Dilakukan berdasarkan
spesialisasi keahlian yang dapat melahirkan gagasan yang fresh, breakthrough,
dan memiliki leverage yang terukur dan efektif;
c) Militansi kaum
muda dalam melakukan pergerakan didasarkan pada konsolidasi demokrasi yang
matang dan komplementer dengan sistem demokrasi yang berlaku dan telah diterima
rakyat.
d) Garis perjuangan
tidak semata-mata berorientasi pada perebutan kekuasaan, tetapi mendorong untuk
terjadinya sirkulasi elit secara reguler, sehat, fair dan jujur dengan tetap
mengindahkan moral, sopan santun dan etika politik.
Perubahan
yang dipelopori oleh pemuda tersebut merupakan wujud dari bersatunya pemuda
karena memiliki kepentingan yang sama (common interest) yaitu untuk memajukan
Indonesia. Kepentingan bersama tersebut akan semakin menjadi kekuatan yang
besar jika diusung oleh pemuda yang memiliki komitmen moral yang tangguh serta
tidak tergoda oleh godaan sesaat. Kontribusi pemuda dalam momentum perubahan
mutlak diperlukan.
Sejalan
dengan semangat desentralisasi, dengan pelimpahan kekuasaan dan wewenang yang
lebih luas kepada pemerintah daerah, membuka kesempatan bagi setiap masyarakat
mengisi pembangunan daerah. Pemuda sebagai elemen penting dalam pembangunan
daerah, sudah sepatutnya memaknai dan mewarnai setiap kebijakan pembangunan
daerah. Disinilah pentingnya pemuda memposisikan diri dan mengambil peran-peran
strategis dengan mengedepankan perpsektif keberpihakan pada kemakmuran rakyat.
Dalam
jejak rekamnya, pemuda acapkali dalam posisi sebagai pelopor pembaharuan,
pelatuk perubahan sekaligus pengawal perubahan. Semangat perubahan yang
menjiwai semangat desentralisasi mestinya menemukan titik yang sama dengan
peran yang telah melekat dalam diri pemuda. Menterjemahkan peran-peran
strategis yang memberi konstribusi bagi percepatan pembangunan daerah menjadi
pilihan yang tidak boleh berlalu tanpa pemaknaan dari pemuda. Praktek
desentralisasi yang acapkali tidak tepat diterjemahkan oleh pemerintah daerah,
perlu terus mendapat kontrol dari masyarakat. Maka, Pilihan sebagai oposisi
(pengontrol kebijakan) dalam setiap kebijakan pembangunan daerah juga merupakan
pilihan strategis bagi pemuda.
Sepatutnya,
pemuda tidak lagi hanya dalam posisi berpangku tangan atau menunggu inisiasi
dari pemerintah daerah untuk bersama-sama berperan mengisi pembangunan daerah. Menginisiasi
dan mendorong konsep pembangunan daerah dalam era desentralisasi sangat terbuka
bagi pemuda. Pemuda yang mampu membaca tanda-tanda zamannya, seyogyanya telah
berada pada pilihan penguatan kelembagaan lokal, guna mendorong kesadaran semua
elemen masyarakat untuk terlibat aktif mendorong percepatan pembangunan daerah.
Demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang semua warga negaranya
memiliki hak setara dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup
mereka. Demokrasi mengizinkan warga negara berpartisipasi baik secara langsung
atau melalui perwakilan dalam perumusan, pengembangan, dan pembuatan hukum. Demokrasi
mencakup kondisi sosial, ekonomi, dan budaya yang memungkinkan adanya praktik kebebasan politik secara
bebas dan setara. Sebagai mana penjelasan tersebut dapat dipahami bahwa demokrasi
membebaskan dan mengijinkan masyarakat memilih calon pemimpin mereka dalam
mengatur pemerintahan diberbagai bidang, namun nyatanya calon pemimpin kita
telah disediakan oleh partai tertentu dan masyarakat diminta memilih sesuai
dengan pilihannya masing-masing. Disinilah ketimpangan akan terjadi diman kehidupan
masyarakat tidak akan berubah. Ketika pelaku politik tidak berpihak kepada
golongan bawah, hanya memanfaatkan kepentingan politik untuk memperkaya diri
sendiri dan golongannya.
Kesetaraan hanya berlaku bagi para elit politik, demokrasi
saat ini masih rancu jauh dari arang ketika demokrasi yang digadang-gadang
tidak masuk dalam substantive perundang-undangan yang berlaku, tegaknya
keadilan, kerasnya hukum bagi yang melanggar, implementasi kebijakan yang
terstruktural dan tersistem dalam basis pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan
masyarakat yang lebih maju, peningkatan perekonomian yang merata diseluruh
tanah air. Banyak hal yang diharapakan terjadi bagi bangsa ini. Pemuda masih
dalam persimpangan, bagaimana mereka menentukan arah dan kebijakan dalam
melangkah dan mengawal demokrasi dinegara ini.
Masih banyak keraguan dibenak masyarakat, ketika mengharapkan
pemudan bangsa ini menjadi calon pemimpin masyarakat, keraguan yang mendalam
ketika sikap kritis pemuda saat ini masih dibayang-bayangi oleh kebutuhan
hedonism kehidupan sehari-hari. Bagaimana generasi mendatang mampu merubah
system demokrasi yang baik yeng berpegang teguh terhadap system keadilan dan
kemerataan ekonomi dan pengentasan kemiskinan. Pendidikan ini hharusnya terus
digelorakan dengan semangat perubahan para pelaku elit politik yang dulu
Berjaya dan bersuara lantang seharusnya mereka saat ini ditengah-tengah
masyarakat untuk mendidik mereka memotivasi mereka untuk bersikap kritis
terhadap demokrasi di Indonesia. Kepemimpinan yang berintergiritas dan
benarbenar merakyat sulit untuk dicari saat ini, masyarakat pasrah karena
pembodohan politik dan pembodohan masyarakat sudah tersistem. Media massa dan
media elektronik kebanyakan hanya menampilkan sarana hiburan dbagi masyarakat
seolah-olah mereka distir oleh pemangku kekuasaan saat ini. Bagaimana tidak
sikap kritis media masa justru diperadilkan karena sikap mereka telah merusak
nama baik dan menjurus kepada HAM.
Masyarakat ditipu dengan tangisan para pelaku koruptor,
janji-janji manis mereka seolah hanya isapan jempol. Dimana pemuda saat ini
“gantung saya di monas kalo terbukti korupsi serupiah pun” kata anas
urbainingrum, exs ketua umum partai demokrat buktinya anas saat ini dijadikan
tersangka bagaimana janji dia untuk digantung. Tentunya masyarakat berfikir
ulang dinegara ini tidak ada hukum gantung bagi pelaku korupsi, bagaimana
dengan hukuman bagi koruptor?. hukuman koruptor dibuat oleh pelaku politik dan
penggagas perundang-undangan dengan dibuat hukuman yang sangat rendah. Sekali
lagi diaman pemuda saat ini?
Banyak hal yang seharusnya menjadi beban bagi rakyat, uang
hasil korupsi digunakan untuk memperkaya diri sendiri dan kepentingan partai
dan golongan. Uang triliyunan atau sekitar 650 triliyun (baca suara merdeka
bulan oktober 2013) yang saat ini dikorupsi oleh pelaku politik tidak pernah
kembali, kalau pun kembali hanya 0.5 % dari total hasil korupsi. Inilah system
strategis yang seharusnya pemuda harus kembali susun untuk membuat kembali
ide-ide briliyan konsep-konsep pemikiran yang jitu bagaimana membuat system
pemerintahan yang tepat dan adil untuk bangsa ini.
Konsolidasi public dan kegiatan-kegiatan yang bersifat massif
untuk terus menyuarakan suara rakyat dengan berbagai cara sehingga rakyat
tersentak. Dan tersadar bahwa sikap mereka saat ini dalam memilih pemimpin akan
berpengaruh sangat berat bagai kehidupan mereka. Milyaran rupiah saat ini bias
digunakan untuk membangun infrastruktur, dan permodalan bagi masyarakat. Trilyunan
rupiah yang dikorupsi dapat digunakan untuk pengentasan kemiskinan, peningkatan
ekonomi, penguatan sarana prasarana keamanan alutista, rumah bagi masyarakat
dipemukiman kumuh, pembersihan rumah dibantaran kali, dan lain sebagainya.
Point pokok saat ini
adalah penegakan keadilan yang seadil-adilnya bagaimana system ini tidak
disalah gunakan para pelaku dan calon pemimpin untuk mengambil celah menguras
keuangan Negara dan memanfaatkan jalur-jalur tikus untuk kepentingan pribadi.
Siapa saja yang harus terlibat saat ini, tentusaja semua
pihak bertanggungjawab untuk memperbaiki, pemuda adalah corongnya yang terus
bergelora menyampaikan amanat rakyat meruntuhkan tirani yang berkuasa yang
telah memanfaatkan system, para wakil rakyat yang hanya tidur saat membahas
tentang rakyat, atau hanya wakil rakyat yang membuat peraturan
perundang-undangan peradilan sesat. Dimana memulai semua ini. Harus ada sebuah organisasi kepemudaan yang aktif
untuk menggalang kekuatan bersama dan bersama rakyat mendorong tegaknya
keadilan yang tepat.
“Berikan aku 1000 orang tua niscaya akan kucabut Gunung
Semeru dari akarnya. Tapi berikan aku 10 orang pemuda niscaya akan ku
guncangkan dunia”-Soekarno
Dari kutipan
semangat soekarno tersebut pemudalah yang memiliki kekuatan lebih dalam
mengusung perubahan, namun bias jadi sebaliknya. Pemuda atau Mahasiswa
mempunyai kemampuan intelegensi yang mendukung akan setiap gerakan. Peran
mahasiswa dalam mengkaji setiap kebijakan, membuat suatu formula atau konsep
pembaharuan, dan sebagai penyambung lidah rakyat. Mengkaji setiap kebijakan
yang sesuai dan bermanfaat bagi kehidupan sosial maupun sebagai langkah
strategis menuju masyarakat sosialisme Indonesia.
Berikut ini merupakan beberapa gerakan pemuda Indonesia
dalam perubahan bagi bangsa :
SEBELUM KEMERDEKAAN
a. Perjuangan melawan kolonialis dan
imperialis
Perjuangan pemuda dalam mengusir kolonialis Belanda maupun
Portugis pada waktu itu. Perlawanan mereka yang begitu massif di dorong oleh
keyakinan religious yang kuat. Menganggap perjuangan mereka sebagai jihad fi
sabilillah. Tokoh-tokoh yang lahir seperti Imam Bonjol, Pattimura,
Sisimangaraja, Dipanegoro, dll.
b. SDI (Syarikat Dagang Indonesia)
Berdiri 16 Oktober 1905 dengan skala gerakan nasional.
Konsentrasi perjuangan SDI adalah melawan kolonialisme dan membangun ekonomi
mandiri bangsa. SDI didirikan oleh H. Samanhudi dan H.O.S Tjokroaminoto.
Pergerakan SDI mendapatkan respon massif dan eskalatif dari masyarakat dengan
didukung oleh kaum pemuda terbaik di zamannya.
c. Boedi Oetomo
Berdiri 20 Mei 1908. Pergerakan Boedi Oetomo bergerak untuk
kemaslahatan masyarakat. Cita-cita yang dibangun adalah menuju masyarakat yang
bebas dari belenggu penjajah dan merdeka. Meskipun dalam pergerakannya lebih
banyak kooperatif dengan penjajah.
d. Perhimpunan Indonesia
Ciri khas gerakan pemuda organisasi Perhimpunan Indonesia
adalah gerakan intelektual. Banyak pemuda yang tergabung dalam Perhimpunan
Indonesia adalah kalangan mahasiswa. Tokoh yang hadir pada saat itu ialah
Mohammad Hatta. Perjuangan mereka tak lepas terhadap masalah kemerdekaan hakiki
yang menjadi hak setiap bangsa. Berbeda dengan organisasi atau perhimpunan
lainnya, Perhimpunan Indonesia berkonsentrasi terhadap media agitasi dan
propaganda serta terhadap kajian-kajian intelektual.
e. Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928
Sebuah momentum bagi pemuda bagi lahirnya sebuah pergerakan
eskalatif pemuda yang begitu bergelora. Mendeklarasikan sebuah persatuan
nasional, “kesatuan bahasa, bangsa dan tanah air! Yakni Indonesia” Semangat
sumpah pemuda akan mengusir penjajah begitu menggelora dan mewujudkan Indonesia
merdeka tanpa adanya penghisapan manusia terhadap manusia.
f. Perlawanan terhadap agresi militer
Jepang
Ketika takluknya Belanda ke tangan Jepang. Kini berganti
baju yang kala itu dilakukan oleh Jepang. Berbeda dengan Belanda yang bersifat
ekstraktif atau mengeksploitasi Sumberdaya alam, dan perkebunan skala luas.
Tapi Jepang berorientasi pada pemanfaatan sumberdaya manusia untuk kebutuhan
perang mereka.
PASCA KEMERDEKAAN
a.
Bandung
Lautan Api
Beberapa tahun kemudian setelah proklamasi, Belanda
melakukan agresi militer untuk merebut kembali sumberdaya alam serta manusia
Indonesia. Agresi militer yang terbangun dibeberapa tempat seperti Bandung
menjadi peristiwa yang monumental bagi sejarah Indonesia. Pengorbanan yang
begitu besar dengan membumihanguskan kota, sehingga masyarakat mengungsi pada
April 1946. Tentu tak lupa bagi kita melihat pengorbanan Mohammad Toha dalam
melakukan aksi “bom syahid” di gudang persenjataan musuh di usia 19
tahun.
b.
Gerakan
Mahasiswa Era 1965
Respon terhadap mahasiswa yang menyaksikan korupsi birokrasi
dan ketimpangan sosial dan ancaman PKI (Partai Komunis Indonesia). Dalam
situasi ini tak lepas dari kepentingan politik Negara Barat untuk menjatuhkan
pemerintahan Soekarno. Imperialis Barat yang menganggap pemerintahan Soekarno
tak bias kooperatif dalam pengelolaan sumberdaya alam. Nasionalisasi serta
redistribusi akses produksi serta gerakan nasional Reforma Agraria sangat
bertentangan bagi kepentingan Imperialis Barat.
Menganggap gerakan mahasiswa sebagai cara yang paling
efektif digunakan untuk menghancurkan pemerintahan Soekarno. Dikenal Tritura
(tiga tuntutan rakyat) yaitu;
1. Turunkan harga,
2. Rombak cabinet Dwikora,
3. Bubarkan PKI.
Gerakan mahasiswa yang didukung oleh TNI AD mendapatkan pressure
yang sangat kuat bagi pemerintahan Soekarno. Akhir peristiwa kontroversial
Gestok berhasil menjatuhkan Soekarno dari tahta Presiden sementara disatu sisi,
gerakan mahasiswa pun didukung oleh masyarakat.
Lewat peristiwa yang sangat panjang tersebut akhirnya
Soekarno lengser dan dijadikan tahanan politik di era setelahnya yaitu
Soeharto. Soekarno adalah ancaman bagi pemerintahan tangan besi era Soeharto.
c.
Gerakan
Mahasiswa Era 1974
Gerakan mahasiswa mempersoalkan dampak peminjaman hutang
luar negeri, penjajahan lewat investasi, dan juga menuntut penghapusan Asisten
Pribadi Presiden. Banyak mahasiswa ditangkap dan dipenjara akibat tuduhan
kontroversial pengrusakan dan kerusuhan massal. Konsentrasi perjuangan
mahasiswa ialah Jakarta. Puncaknya pada tanggal 15 Januari 1974 dikenal sebagai
peristiwa MALARI (Lima Belas Januari).
Rezim militeristik dan tangan besi Soeharto berhasil
menggagalkan aksi para demonstran. Serangan bertubi-tubi terhadap pemerintahan
Soeharto terus lahir. Dengan gagasan yang cenderung sama ialah TURUNKAN
SOEHARTO. Banyak kasus dimana aset-aset bangsa dikuasai asing dan keluarga
serta krooni-kroninya. Rakyat kehilangan akses untuk memiliki hasil produksi
mereka. Revolusi hijau yang menjadi kebijakan Soeharto terbukti untuk
menciptakan skala pertanian luas yang dikuasai oleh pemilik modal. Rakyat
tersingkir dari hak atas mengelola sumberdaya alam. Banyak kasus lainnya yang
melatarbelakangi lahirnya pemberontakan di zaman Soeharto.
d.
Gerakan
Mahasiswa Era 1978
Gerakan mahasiswa kembali lahir dengan isu yang berbeda
yakni membubarkan organ ekstra kampus dan membuat Badan Pengawasan Kampus yang
merupakan perpanjangan tangan pemerintah. Kebijakan ini dikenal dengan NKK/BKK
(Normalisasi Kehidupan Kampus/Badan Koordinasi Kampus). Setelah diterapkannya
NKK/BKK, aksi yang dilakukan mahasiswa lebih sporadis dan incidental.
Dizaman Soeharto, mahasiswa mengalami pengkerdilan,
de-politisasi, dan de-ideologisasi. Mahasiswa/rakyat dilarang berbicara
permasalahan pemerintahan di depan publik terkait soal politik. Tekanan dari
pemerintah terhadap mahasiswa membuat gerakan mahasiswa lebih massif lagi.
Perilaku represif Soeharto terhadap gerakan mahasiswa tidak berhasil memukul
mundur dan melemahkan semangat perjuangan mahasiswa yang tergabung dalam
berbagai Universitas dan Perguruan Tinggi lainnya.
e.
Gerakan
Mahasiswa Era 1998
Akibat hutang pinjaman luar negeri yang begitu besar, dan
krisis global akibat surat hutang (obligasi) Wall Street berdampak kepada Bank
Amerika, menghantam krisis moneter di Indonesia. Harga barang melambung tinggi,
pengangguran tinggi, kerusuhan massal, meningkatnya tindakan kriminalitas.
Berbagai kasus tersebut kembali melatarbelakangi mahasiswa turun ke jalan
menuntut Soeharto turun dari tangkuh pemerintahan. Mahasiswa berhasil menduduki
gedung DPR/MPR sebagai pusat pemerintahan. Soeharto berhasil diturunkan setelah
32 tahun menjabat sebagai Presiden RI.
f.
Gerakan
Mahasiswa Era Reformasi
Pasca jatuhnya Soeharto, mahasiswa di era-reformasi
seolah-olah gagap terhadap kuasa pemerintahan yang berganti tangan dari
Presiden represif melalui proses demokratis. Kroni-kroni Soeharto tetap duduk
dalam kursi pemerintahan membawa agenda yang sama seperti terdahulunya dan
kembali mengacaukan arah perjuangan mahasiswa. Mahasiswa kehilangan musuh
lamanya, tetapi kini sudah berganti baju yang lebih soft dan damai.
Begitu banyak gerakan gerakan pemuda dalam membuat perubahan
dinegeri ini hampir disetiap gerakan, selalu memiliki alasan kuat dalam
mengusung perubahan yang diingikan, namun sepertinya para elit politik semakin
cerdas bagaimana membungkam pemuda untuk tidak bersuara lantang melawan
pemerintah dengan memberikan akses kenyamanan fasilitas dan pelayanan, secara
sadar atau tidak penyuapan-penyuapan sporadic yang ditujukan pemuda sepertinya
telah sukses.
“Hari ini
adalah hasil perjuangan hari kemarin dan hari esok adalah perjuagan hari ini
berdasarkan hasil-hasil kemarin. Fakta sejarah dan pengalaman adalah guru utama
dalam kehidupan kita semua.” (Isi Pengantar: Buku Capita Selecta “AKU PEMUDA
KEMARIN DI HARI ESOK”)
Lunturnya harga diri bangsa dan Lack
of Leadership sudah menjadi hal yag dianggap biasa terjadi di
Indonesia. Tanpa disadari, permasalahan itulah yang menyebabkan kerugian
terbesar dan semakin rendahnya mental bangsa Indonesia. Mulai dari kemiskinan
yang tidak henti, pendidikan rendah, sumber daya manusia lemah, sampai
teknologi yang selalu ketinggalan dengan negara-negara maju seperti Jepang,
Amerika, dan Belanda. Bahkan kondisi alam Indonesia pun sudah tidak
mendukung atau bersahabat dengan negara kita. Bencana alam terjadi di
mana-mana. Masih banyak sekali permasalahan bangsa kita, mulai dari aspek
hukum, keadilan, sistem pemerintahan, dan politik.
Sebagai pelaku intelektual (sebut
mahasiswa), bisa jadi yang menjadi tiga hal mendasar tupoksi mahasiswa ada yang
melupakan itu, yaitu sebagai agent of social, agent of control, dan agent
of change.
Sebagai pelaku
utama dan agent of change, dalam gerakan-gerakan pembaharuan
memiliki makna yaitu sekumpulan manusia intelektual, memandang segala sesuatu
dengan pikiran jernih, positif, kritis yang bertanggung jawab, dan dewasa. Itu
harapan yang diinginkan dengan sejati. Edward Shill mengkategorikan mahasiswa sebagai lapisan
intelektual yang memiliki tanggung jawab sosial yang khas. Shill menyebutkan
ada lima fungsi kaum intelektual, yakni mencipta dan menyebar kebudayaan tinggi
menyediakan bagan-bagan nasional dan antar bangsa, membina keberdayan dan bersama
mempengaruhi perubahan sosial dan memainkan peran politik.
Peran selanjutnya, yaitu
sebagai agent of social dan agent of control yang mana peran
ini merupakan fungsi kontrol terhadap pemerintah yang sangat perlu diawasi
terus menerus. Sifat mahasiswa yang didasari idealisme tinggi akan menjadi
kekuatan besar dalam mengawasi jalannya pemerintahan yang sudah tidak sesuai
dengan kepentingan rakyat. Tambahan yang lainnya yaitu sebagai Iron
Stock. Di sini mahasiswa sangat berperan besar dalam menyediakan sumber-sumber
daya manusia dengan ideaisme yang tinggi dalam proses perubahan
bangsa. Pemuda Indonesia harus dipersiapkan dengan baik untuk menjadi
penerus pemerintahan. Mulai dari kejujuran, idealisme tinggi, tulus dan
ikhlas dalam membawa bangsa.
Mahasiswa adalah pemuda yang akan
menjadi generasi penerus bangsa untuk mengganti atau memperkuat generasi
yang sudah tua. Jadi mahasiswa harus bisa menjadi pengganti orang-orang
yang memimpin di pemerintahan nantinya, dan untuk itu di butuhkan mahasiswa
yang bermental kuat sekuat besi. Mahasiswa dapat menjadi Iron
Stock, yaitu mahasiswa diharapkan menjadi manusia-manusia tangguh yang
memiliki kemampuan dan akhlak mulia yang nantinya dapat menggantikan
generasi-generasi sebelumnya. Intinya mahasiswa itu merupakan aset, cadangan,
harapan bangsa untuk masa depan. Tak dapat dipungkiri bahwa seluruh organisasi
yang ada akan bersifat mengalir, yaitu ditandai dengan pergantian kekuasaan
dari golongan tua ke golongan muda, oleh karena itu kaderisasi harus dilakukan
terus-menerus. Dunia kampus dan kemahasiswaannya merupakan momentum
kaderisasi yang sangat sayang bila tidak dimanfaatkan bagi mereka yang memiliki
kesempatan.
Dalam aplikasinya, mahasiswa harus
memiliki langkah strategis untuk menciptakan perubahan tersebut. Berdasarkan
kondisi kampus sudah dipersiapkan dalam bidang kajian yang berbeda-beda dapat
diklasifikasikan meliputi: keteknologian, sosial budaya, hukum dan politik,
serta perekonomian.
Negara yang
demokratis memberi ruang yang sangat luas bagi rakyatnya untuk penyampaikan
aspirasinya secara bebas dan bertanggung jawab. Pemuda pun punya andil besar
dalam memahami konsep dasar bernegara yang demokratis. Karena setiap keputusan
pasti ada resikonya. Jangan sampai pemuda berperan salah dalam implementasinya,
ini jelas membahayakan generasi selanjutnya.
Semua bidang kajian itu ternyata dapat
disatu padukan untuk menganalisis permasalahan bangsa dilihat dalam berbagai
sudut pandang. Mulai dari pendidikan, ekonomi, keteknologian, serta
pemerintahan. Itulah yang merupakan
tonggak yang dapat dilakukan sebagai langkah strategis dalam revitalisasi
mahasiswa sebagai solusi permasalahan bangsa Indonesia.
Kilas balik perjuangan pemuda bangsa
ini patut menjadi teladan gerakan perubahan bangsa kita dalam merenggut
kemerdekaan yang berdaulat bagi Indonesia tercinta. Banyak hal yang kemudian
dapat kita lakukan demi perubahan bangsa ini. Berkarya menjadi nilai mutlak
yang harus dilakukan para pemuda bangsa dalam mengisi kemerdekaan Indonesia.
Melalui karya-karya positif pemuda, pada akhirnya bangsa kita benar-benar
merasakan kemerdekaan penuh dari tangan-tangan pejabat yang tidak amanat,
tangan-tangan pemuja hasrat kuasa sesaat, dan dari tangan-tangan para oknum
yang tidak bertanggung jawab.
Inilah
harapan terbesar bagi bangsa ini pemudapemuda yang tangguh, militant dan
memiliki integritas tinggi dalam membawa perubahan menuju masyarakat Indonesia
yang lebih baik diberbagai sector kehidupan.
kontribusi-pemuda-dalam-kepemimpinan-bangsa-masa-depan
peran-pemuda
dalam mewujudkan negara demokratis
fahri
hamzah “ peran pemuda islam dalam mengusung perubahan”
anis
matta “pemuda sebagai agent perubahan”
sejarah
demokrasi diindonesia “”airlanga
AlBank, H. Hatta, “PSIKOLOGI
KEPEMIMPINAN DALAM GERAKAN MAHASISWA KAMPUS 1970-AN SEBAGAI GERAKAN KOREKSI DAN
NURANI BANGSA”. Makalah disajikan dalam ”Leadership & Organization,
Building on Success (BOS) “The Chollege is Ours”. International Association of
Students in Agriculture and Related Sciences (IAAS-INDONESIA, LC UNPAD),
Jatinangor, 14 April 2007.
-
Habibie,
Bachruddin Jusuf, Detik-detik yang Menentukan, Jakarta: THC Mandiri,
2006.
-
Vicaro, fabian,
“Pemuda dan perannya sebagai agen perubahan bangsa Indonesia”http://edukasi.kompasiana.com/2012/07/15/revitalisasi-mahasiswa-pemuda-masa-kini-sebagai-pemegang-estafet-tonggak-perubahan-bangsa/htm, diakses
pada15 April 2013.
-
Zainal, Ihsan –
Pitut Soeharto, Aku Pemuda Kemarin di Hari Esok, Jakarta: Jayasakti,
1981.