REKAYASA PERANGKAT LUNAK
Rekayasa Perangkat Lunak (Software Engineering), sedikit mengalami
pergeseran makna di realita dunia industri, bisnis, pendidikan maupun kurikulum
Teknologi Informasi (TI) di tanah air. Di industri, para tester, debugger dan
programmer sering salah kaprah menyandang gelar Software Engineer. SMK di
Indonesia juga latah dengan membuka jurusan Rekayasa Perangkat Lunak, meskipun
secara kurikulum hanya mengajari bahasa C atau Pascal (mungkin lebih pas
disebut jurusan pemrograman komputer) Tulisan ini berusaha meluruskan salah
kaprah yang terjadi tentang Rekayasa Perangkat Lunak (Software Engineering)
berdasarkan kesepakatan, acuan, dan standard yang ada di dunia internasional.
Sejarah munculnya Rekayasa Perangkat Lunak sebenarnya
dilatarbelakangi oleh adanya krisis perangkat lunak (software crisis) di era
tahun 1960-an. Krisis perangkat lunak merupakan akibat langsung dari lahirnya
komputer generasi ke 3 yang canggih, ditandai dengan penggunaan Integrated
Circuit (IC) untuk komputer. Performansi hardware yang meningkat, membuat
adanya kebutuhan untuk memproduksi perangkat lunak yang lebih baik. Akibatnya
perangkat lunak yang dihasilkan menjadi menjadi beberapa kali lebih besar dan
kompleks. Pendekatan informal yang digunakan pada waktu itu dalam pengembangan
perangkat lunak, menjadi tidak cukup efektif (secara cost, waktu dan kualitas).
Biaya hardware mulai jatuh dan biaya perangkat lunak menjadi naik cepat. Karena
itulah muncul pemikiran untuk menggunakan pendekatan engineering yang lebih
pasti, efektif, standard dan terukur dalam pengembangan perangkat lunak.
Dari
berbagai literatur, kita dapat menyimpulkan bahwa Rekayasa Perangkat Lunak
adalah:
Suatu
disiplin ilmu yang membahas semua aspek produksi perangkat lunak, mulai dari
tahap awal requirement capturing (analisa kebutuhan pengguna), specification
(menentukan spesifikasi dari kebutuhan pengguna), desain, coding, testing
sampai pemeliharaan sistem setelah digunakan.
Kalimat “seluruh aspek produksi perangkat lunak” membawa implikasi
bahwa bahwa Rekayasa Perangkat Lunak tidak hanya berhubungan dengan masalah
teknis pengembangan perangkat lunak tetapi juga kegiatan strategis seperti
manajemen proyek perangkat lunak, penentuan metode dan proses pengembangan,
serta aspek teoritis, yang kesemuanya untuk mendukung terjadinya produksi
perangkat lunak. Kemudian tidak boleh dilupakan bahwa secara definisi perangkat
lunak tidak hanya untuk program komputer, tetapi juga termasuk dokumentasi dan
konfigurasi data yang berhubungan yang diperlukan untuk membuat program
beroperasi dengan benar. Dengan definisi ini otomatis keluaran (output)
produksi perangkat lunak disamping program komputer juga dokumentasi lengkap
berhubungan dengannya. Ini yang kadang kurang dipahami oleh pengembang,
sehingga menganggap cukup memberikan program yang jalan (running program) ke
pengguna (customer).
Rekayasa Perangkat Lunak bukan merupakan cabang ilmu Computer
Science yang mempelajari tentang technical coding. Ini yang sering salah kaprah
dipahami, sehingga pelajar, mahasiswa atau bahkan calon dosen shock ketika
dihadapkan dengan buku-buku textbook Rekayasa Perangkat Lunak yang selalu tebal
dengan penjelasan sangat luas tentang bagaimana perangkat lunak diproduksi,
dari aspek requirement capturing, desain, arsitektur, testing, kualitas
software, sampai people/cost management. Dan ini adalah suatu kesepakatan yang
sudah diterima umum tentang Rekayasa Perangkat Lunak, sejak jaman Roger S
Pressman menulis buku “Software Engineering: A Practitioner’s Approach”, sampai
Ian Sommerville yang kemudian datang dengan buku “Software Engineering” yang
sudah sampai edisi ke 7, maupun pendatang baru semacam Hans Van Vliet, Shari
Lawrence Pfleeger maupun James F Peters.
Terus bagaimana kalau kita ingin memperdalam masalah technical
coding dan programming? Ada dua cabang ilmu lain yang membahas lebih dalam
masalah ini, yaitu: Algoritma dan Struktur Data, dan Bahasa Pemrograman.
Kok bisa begitu, dasarnya darimana? Jadi pada hakekatnya, sebagai
sebuah disiplin ilmu, Computer Science itu juga memiliki definisi, ruang
lingkup, klasifikasi dan kategorisasinya. Klasifikasi yang paling terkenal
dikeluarkan Task Force yang dibentuk oleh IEEE (Institute of Electrical and
Electronics Engineers) dan ACM (Association for Computing Machinary (http://acm.org)) yang dipimpin oleh Peter J Denning, yang
kemudian terkenal dengan sebutan Matriks Denning. Sangat jelas bahwa Matriks
Denning memisahkan antara cabang ilmu Software Engineering dengan Algoritma dan
Struktur Data, serta Bahasa Pemrograman. Itulah di paragraf awal saya sebut bahwa
lebih tepat SMK, akademi atau universitas menggunakan nama jurusan (atau mata
kuliah): Pemrograman Komputer, Algoritma dan Struktur Data, atau Bahasa
Pemrograman, kalau memang materinya hanya mempelajari masalah bahasa
pemrograman secara teknis.
Jadi sebenarnya apa yang menjadi ruang lingkup ilmu Software
Engineering itu apa? Pertanyaan ini merupakan pertanyaan banyak orang, semakin
banyak peneliti dan praktisi menulis maka semakin bervariasi pemahaman yang
muncul, semakin banyak buku yang terbit semakin membingungkan pelajar dan
mahasiswa dalam memahami secara komprehensif apa itu Rekayasa
Tiada gading
yang tak retak kata orang bijak, project IEEE Computer Society tentang SWEBOK
ini sebenarnya juga banyak dikritik oleh pakar yang lain. Paling tidak dua
tokoh besar dunia Software Engineering yaitu Cem Kaner and Grady Booch tidak
terlalu setuju dengan materi yang ada di dalam
MANAJEMEN PROJECT PENGEMBANGAN SOFTWARE
Manajemen Project
Software:
• Memfokuskan pada aktifitas
pengembangan software sesuai dengan jadwal penyelesaian dan organisasi
pengembangan software
• Manajemen Project dibutuhkan karena
pengembangan software memiliki kendala pada biaya dan jadwal yang ditentukan
oleh pengembang.
Aktifitas
dalam Manajemen
• Pembuatan Proposal
• Perencanaan dan penjadwalan Project
• Pembuatan rencana biaya Project
• Monitoring dan review Project
• Pemilihan dan evaluasi Project
• Pembuatan Laporan dan presentasi
Penguatan
Project
• Penentuan Personal dalam Project
o Dana Project terbatas untuk pembiayan
staff yang tinggi
o Dimungkinkan tidak tersedianya staff
yang memiliki kemampuan sesuai dengan yang diinginkan
o Pengembangan kemampuan(skill) pegawai
pada Project software
• Menuntut kemampuan manager dalam
menentukan staff sesuai dengan standar tenaga IT internasional
Perencanaan Project
• Merupakan aktifitas manajemen Project
yang membutuhkan waktu paling lama
• Merupakan aktifitas berkelanjutan
dari tahap initial hingga pengiriman software sehingga secara regular harus
diperbaharui ketika terdapat informasi baru,
• Beberapa tipe perencanaan (rencana
validasi, rencana perubahan managemen, rencana pengembangan dan training staff,
rencana perawatan) harus pula dikembangkan untuk mendukung perencanaan Project
utama yang memiliki kendala terhadap waktu dan biaya
Jenis-jenis
Perencanaan Jenis
|
Deskripsi
|
Perencanaan
Kualitas
|
Menentukan
standar dan prosedur penentuan kualitas software yang digunakan
|
Perencanaan
Validasi
|
Menentukan
teknik, jadwal, dan sumber daya yang digunakan untuk validasi software
|
Perencanaan
Perubahan Manajemen
|
Menggambarkan
struktur dan prosedur perubahan manajemen
|
Perencanaan
Perawatan
|
Memprediksi
kebutuhan, biaya dan usaha perawatan sistem
|
Perencanaan
pengembangan staff
|
Menggambarkan
bagaimana perencanaan pengembangan kemampuan dan ketrampilan staff untuk
menunjang Project
|
Perangkat Lunak Sebagai Pruduk
Produk perangkat
lunak tidak sekedar program
MANAJEMEN
TEACHING PROGRAM
1. Konsep dasar Teaching
Laboratory :
Agak sedikit berbeda mengajar di kelas
dan mengajar di laboratorium / lab. Pada pengajaran dikelas hanya ada 3
komponen sbb :
1)
Guru
2)
Siswa, dan
3)
Education Aid ( LCD Proyektor,
Laptop, dsb )
Pada
Teaching Laborotory ( TC) terdapat 5 komponen penting, yaitu :
1)
Guru Praktek Lab
2)
Kepala / asisten lab
3)
Peralatan Lab
4)
Audiovisual Aid / Education
Aid, dan
5)
Siswa
Ke lima
komponen ini harus dapat bekerja sama menjadi team yang tangguh, sesuai peran
dan tugasnya masing-masing.
Peranan dan Tugas Masing-masing
A. Guru Praktek
Guru
praktek adalah Source of knowledge dialah sumber ilmu yang akan mentranfer /
share ilmu pengetahuan kepada siswa. Pengetahuan teori dan praktek harus
dimiliki secara baik-baik. The man can do mo wrong, tetapi kesalahan harus
ditekan sekecil mungkin.
Keramahan,
kasih, dan penguasaan hati siswa lebih utama dari yang lain. Kedekatan dengan
siswa dapat menjadi magnet untuk melekatkan hati siswa dengan guru sehingga
penyerapan materi akan lebih mudah.
B. Kepala / Asisten Lab
Kepala /
Asisten Lab adalah petugas yang memahami secara penuh tentang perangkat keras.
Dialah orang yang harus siap menghadapi keluhan siswa terkait dengan keberadaan
perangkat keras yang ada di Lab. Penguasaan koneksi antara laptop[ dan LCD
Proyektor serta pengaturan focus adalah tanggung jawab kepala / asisten lab ini.
Dia bertanggung jawab membantu Guru Praktek.
C. Perangkat keras
Perangkat
keras harus benar-benar diperiksa oleh kepala lab sehingga perangkat keras lab
ready for use.
Apabila
sudah berbentuk jaringan LAN harus di upayakan server dapat bekerja dengan baik.
D. Audiovisual Aid / Education Aid
LCD
Proyektor hrus terkoneksi dengan baik dengan laptop.Apabila laptop difungsikan
sebagai client dan mengambil data dari server harus diupayakan system jaringan
antara client dan server terkoneksi dengan baik.
E. Siswa
Siswa
harus siap dengan buku ajar atau Lab Hand Out yang disiapkan oleh guru praktek.
2. Pelaksanaaan Praktek Lab :
Kepala
Lab membuka server dan siswa melaksanakan login.
A. Instruksi
Guru Lab
jangan langsung mengajar tetapi awali dengan menanyakan kepada siswa/I apa
saja, sebab mereka pasti belum siap gunakan waktu + 5 menit sebelum
memberi instruksi- instruksi :
Tulislah
instruksi di power point lalu perintahkan untuk memulai. Jelaskan urutan proses
di power point, misalnya klik star → program
→ MS Office → MS Studio 6 → Vis Basic 6.0, dst. BuaTEFAah sepraktis mungkin.
B. Pelaksanaan
Periksa
dan awasi gerak gerik siswa. Beri nama folder sesuai nama mereka, lalu
perintahkan / ajarkan menyampaikan proyeknya di folder tsb. Perintahkan /
ajarkan menutup proyek dengan legal operation. Periksa bahwa semua perangkat
keras telah di “ Shut Down “
- Mengakhiri Praktek :
Siswa
menandatangani presensi praktek sebagai berikut :
No
|
NIS
|
Nama Siswa
|
Kelas
|
User
|
Jam
|
Keterangan
|
Tanda Tangan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Keterangan
:
a)
Kolom NO di isi no 1 sampai
dengan jumlah siswa
b)
Kolom NIS adalah Nomor Induk
Siswa yang mengikuti Praktek
c)
Kolom Nama di isi Nama Siswa
d)
Kolom Kelas di isi kelas siswa
e)
KolomUser berarti no User
computer yang dipakai
f)
Kolom Jam di isi Jam Praktek
awal sampai dengan akhir
g)
Kolom Keterangan isikan dengan
apa yang terjadi pada user yang dipakai
h)
KolomTanda Tangan adalah tanda
tangan siswa
Dibawah daftar hadir tersebut ditanda
tangani guru praktik sbb :
Catatan
Guru Praktek :
1.
Materi Praktek : ………………………………
2.
Praktek Ke : ………………………………
3.
Keterangan : ………………………………
Kepala
Lab, Guru
Praktek,
…………………………… ………………………....
MEMAHAMI
PRODUK TEFA
Produk TEFA adalah keluaran yang dihasilkan melalui Teaching
Factory yang pada umumnya terdiri atas 2 hal penting yaitu :
1)
Menghasilkan
siswa yang terampil dan terdidik sesuai dengan Lab yang dipelajari.
2)
Menghasilkan
paket aplikasi dengan biaya rendah, perangkat lunak dengan kinerja tinggi,
handal dan tepat waktu, dapat beroperasi pada berbagai plat form, dengan biaya
perawatan yang rendah.
Mengacu dari dua hal tersebut maka dipandang perlu untuk
dipahami berbagai produk TEFA dan pengelolaan TEFA tersebut sedemikian rupa
sehingga dapat dicapai hasil yang memuaskan.
- Masalah yang timbul
Masalah yang timbul terutama guru praktek tidak memahami
tujuan dan penggunaan pengajaran Lab tersebut. Lab merupakan bagian tak
terpisahkan dengan visi dan Misi Program studi. Visi dan Misi program studi,
apapun program studinya tetapi sama tujuannya yaitu menghasilkan siswa/ I
lulusan yang terampil sehingga akan terserap di pasar kerja.
Khusus untuk
RPL, maka siswa yang terampil tesebut dapat :
a)
Memproduk
paket aplikasi perangkat lunak dengan biaya produksi rendah.
b)
Menghasilkan
PL yang kinerja tinggi, handal adan akurat
c)
Menghasilkan
PL yang dapat bekerja diberbagai Plat form
d)
Menghasilkan
PL yang biaya perwatannya rendah
Masalah-masalah ini yang harus dipahami terlebih dahulu sehingga
guru praktik lab tahu arah tersebut.
Secara keseluruhan dapat memacu siswa/I peserta praktik lab
memiliki keterampilan sesuai bidangnya, sehingga terserap dipasar kerja atau
mampu berusaha sendiri.
Idealnya,
Progdi RPL dapat membuat paket aplikasi progdi otomotif dapat melakukan
rekayasa dan pemeliharaan mesin otomotif dan sebagainya. Semua keterampilan
tersebut dipandang dapat dicapai melalui praktek lab ini. Oleh sebab itu lab
merupakan tulang punggung untuk mencapai kompetensi pada bidangnya masing-masing.
2. Manajemen Tata Kelola TEFA
Tata kelola TEFA
diawali dengan pengorganisasian TEFA yang secara struktur tampak sebagai
berikut :
Ketua
Progdi
|
Kepala
/ As. Lab
|
Guru
Praktik
|
SISWA
|
Ketua Prog di
Menyusun dan
menetapkan Visi, Misi dan Tujuan Progdi sepanjang tidak bertentangan dengan
visi , Misi , Tujuan sekolah.
Kepala / As. Lab
Bertugas menyiapkan PK / PL untuk praktik Lab dan menyiapkan
Audio Visual Aid Pendidikan.
Guru Praktik
Menyiapkan Buku ajar dan Power point untuk pengajaran di Lab
dan lembar kerja Lab.
Melakukan Evaluasi / pengujian untuk menentukan kompeten atau
belum kompeten peserta didik.
Siswa
Belajar sesuai instruksi
guru praktik, sehingga memperoleh keterampilan yang diharapkan.
Tugas tanggung jawab masing-masing yang terlibat pada TEFA
harus dapat di laksanakan dengan penuh tanggung jawab. Lembar Kerja dapat di
buat yang sederhana sehingga tak menghabiskan waktu bagi pemahaman siswa.
Pelaksanaan :
Kepala Lab
menyiapkan semua peralatan lab sehingga siap dioperasikan.
Batasi
materi praktek jangan terlalu banyak yang ingin dicapai.
Contoh :
Praktik : 1. Membuat database dengan SQL
2. Mengaktifkan Database
3. Menghapus Database
4. Membuat Tabel
Sesuaikan dengan buku ajar praktik. Guru membuat power point
materi ajar.
3. Mengakhiri Praktek Lab
Produk TEFA
terdiri atas :
Siswa yang kompeten sesuai Lab yang
dipelajari
a)
Untuk
produk TEFA disesuaikan dengan visi, misi, dan tujuan progdi masing-masing
Tata Kelola
:
Kepala Lab, guru praktik bertanggung
jawab kepada kepala progdi
a)
Kepala
Lab menyiapkan PK dan PL siap untuk praktik Lab
b)
Guru
mempersiapkan materi praktik dan power point
c)
Siswa
mengikuti instruksi guru praktik Lab
Akhiri
praktik Lab dengan menutup computer sesuai dengan aturan ( legal Operation )
PEMASARAN PRODUK TEFA
Pemasaran adalah upaya
untuk menyampaikan produk kepada konsumen yang diawali dengan penawaran sampai
dengan penyerahan produk/pemindahan hak
dari produsen / penjual kepada konsumen (user) Pemasaran yang berhasil
adalah pemasaran yang sanggup menciptakan keinginan konsumen artinya konsumen
yang pada awalnya tidak membutuhkan karena informasi dan pengetahuan terhadap
sesuatu produk sempurna, sehingga user merasa perlu untuk memilikinya.
Pemasar/wiraniaga
berupaya memberi informasi yang selengkap mungkin sehingga pemakai tertarik
untuk membeli produk yang ditawarkan.
Masalah yang Dihadapi
Masalah yang timbul
terutama barang atau produk yang kita hasilkan merupakan “ Unsought goods”
artinya konsumen perlu produk kita tetapi mereka tidak tahu bahwa produk
tersebut sudah ada didekatnya.
Masalah yang lain
terutama masalah harga dan daya beli
konsumen , demikian juga tingkat persaingan
yang sering sulit diatasi TEFA harus berupaya menciptakan produk yang
berkualitas dengan harga yang rendah. Semua ini dapat dicapai bila SDM dalah haal ini siswa siswi peserta praktik
yang didukung oleh lab yang mendukung.
Pemasaran tidak akan
terlepas dari produk, barang dan jasa. Produk adalah semua karya atau hasil karya teknologi
sebagai perwujudan idealisme pemikiran manusia untuk mengubah bahan baku
menjadi sebuah barang, produk yang berguna bagi pemakai.
Produk yang dihasilkan
sangat tergantung pada bahan baku, pemikiran (kreativitas) produsen, dan
teknologi yang digunakan. Sedangkan jasa yang dihasilkan sangat bergantung pada kemampuan dan ketrampilan serta penguasaan teknologi.
Produk TEFA di Progdi
RPL misalnya adalah program aplikasi dan jasa pemrograman. Tetapi pemasaran
produk ini tidak semudah memasrkan produk otomotif, tata busana, kelistrikan
dan lain-lain yang lebih nyata, tetapi untuk produk RPL itu abstrak yang baru diketahui
beberapa saat kemudian setelah dipergunakan. Dengan demikian pemasaran produk
dari jasa RPL lebih memerlukan keahlian khusus.
Namun demikian
sebenarnya pemasaran produk apapun yang terpenting adalah penguasaan “ Product
Knowledge” atau pemahaman tentang produk merupakan kunci awal untuk sebuah
pemasaran.
Tentukan target market kita siapa, lalu kita ikuti tatanan
di bawah ini :
Gunakan “ A I D A” dalam setiap pemasaran kita :
A :
Attention beri mereka atensi melalui informasi yang menarik, dapat lewat iklan,
brosur, liflet dan lain-lain.
I : Interest, setelah konsumen memhami dan diberikan informasi
pastikan bahwa mereka tertarik
D :
Desire, pengaruhi mereka untuk
segera membeli
A
: Action,
giring terus untuk melakukan “ Open Buy” untuk produk dan jasa TEFA
ada baiknya “door to door service” Pembuatan “Sofware House” yang merupakan salah
satu “Work Shop” di progdi RPL sangat
dibutuhkan demikian juga progdi yang lain.
Menemui “ Key Man” adalah hal yang harus dilakukan agar tidak menghabiskan waktu, sebab dialah
pengambil keputusan.
Ingat
dalam pemasaran selalu dilakukan analisa secara mendalam dalam Target sehingga,
disimpulkan bahwa
a.
Bahwa semua produk barang dan jasa yang dihasilakan oleh TEFA dapat dipasarkan
kepada user sesuai dengan produk yang dihasilkan
b.
Pemasaran diawali sejak pengenalan produk penawaran sampai dengan penyerahan
produk, barang dan jasa kepada konsumen sehingga diperlukan penguasaan tentang
pengetahuan produk ( product knowledge)
c.
AIDA merupakan resep yang cukup handal dalam pemasaran
d.
Keunggulan produk, terutama produk yang berkualitas dengan harga rendah
merupakan keunggulan komparatif yang harus
diupayakan.
e.
Melengkapi sekolah dengan ruang pamer ( work Shop) bahkan software house maupun
hardware house akan mendukung pemasaran produk TEFA
ada
beberapa saran yang bias dilaksanakan dalam pemasaran antara lain :
a.
Ciptakan produk yang memiliki mutu dan berkualitas tinggi dengan harga
serendah mungkin
b.
Tentukan dulu target pasar lalu lakukan promosi melalui media
c.
Untuk beberapa produk TEFA ada baiknya jika diperlukan dilakukan ‘ door to
door” marketing
d.
jadikan TEFA sebagai sarana untuk memperoleh penghasilan sekolah
ANALISA PELUANG
Analisa sangat
diperlukan dan penting dalam berbagai hal. Analisa peluang bertujuan untuk
memperoleh informasi yang “Valid”
tentang peluang pemasaran.
Terdapat berbagai alat analisa peluang terutama adalah “ trees analysis decision”
atau analisa pohon keputusan, namun sangat disayangkan bahwa sering kali adanya
datanya yang tidak dapat mendukung untuk
melakukan analisis.
Tidak semua analisis
cocok untuk semua bidang usaha apalagi
untuk jenis usaha yang berskala besar dan usaha kecil apalagi usha yang
sifatnya sebagai usaha home industri
yang berskala kecil demikian juga untuk business yang mengandalkan TEFA
tentu jauh berbeda, segmen pasarnya demikian juga share yang diperoleh.
Ada baiknya analisa yang dilakukan dengan cara yang
sederhana namun memberikan informasi yang valid untuk pengambilan keputusan.
Masalah Yang Timbul
Seringkali kita
terjebak oleh paradigma keilmuan yang muluk-muluk padahal tidak semua ilmu
pengetahuan walaupun baik dan terpercaya
untuk setiap masalah. Analisa adalah
tugas atau bagian dari manajemen, padahal manajemen yang baik adalah “ manajemen situasional” seberapa
hebat penguasaan manajemen harus diterapkan pada situasi yang ditangani.
Untuk menganalisa
peluang pasar perusahaan multinasional tentu saja pelajaran analisis dari
Harvard University dapat dijadikan alat
analisis, tetapi untuk peluang pemasaran produk TEFA yang dapat dikategorikan “
home industri” tentu saja sangat berbeda sekali dengan tuntunan analisa pada
bisnis yang besar.
Tentu saja analisa yang kita gunakan tidak sama dengan usaha
yang berskala besar karena tidak dapat dicocok-cocokkan tergantung pada situasi
dan kondisi
Peluang untuk
memasarkan bisnis produk yang dihasilkan melalui TEFA sebenarnya cukup besar.
Yang menjadi permasalahan adalah terutama busines TEFA yang belum banyak
dilirik produknya oleh user karena minimya informasi dan belum dikenalnya
produk dari TEFA.
Sebagai contoh
sederhana adalah Notebook “ SMK Relion” cukup baik walaupun yang membuat hanya
oleh siswa-siswi SMK tetapi cukup handal dan juga dijual dengan harga yang murah
tetapi yang menjadi masalah adalah tidak banyak terlihat dipasaran ? , padahal
kita tahu bahwa kebutuhan pasar akan
Notebook dengan harga yang murah cukup
besar.
Peluang produk TEFA di
bidang RPL sebenarnya cukup besar di pasar konsumen, kurangnya dukungan
informasi dan promosi tentang produk tersebut yang akhirnya peluang produk TEFA
seolah-olah tidak ada.
Contoh sederhana
produk RPL yaitu pembuatan sofware aplikasi apotik maupun toko swalayan yang
kadang datang ke SMK atau pun dari
masyrakat umum yang ingin servis komputer hal ini bukti bahwa produk dari TEFA RPL mempunyai peluang yang besar.
Produk-produk pembuatan WEB dari berbagai instansi cukup
besar peluangnya, tetapi sekali lagi lemahnya pemasaran dan penyampaian
informasi yang sangat minim.
Kebutuhan pemasangan CCTV pada perusahaan saat inijuga cukup
besar permintaanya tetapi sayangnya TEFA tidak pernah berfikir tentang hal ini
padahal kita bisa menjual dengan harga yang lebih rendah dari perusahaan karena
tenaga yang kita pakai adalah siswa dan siswi sendiri dan keuanggulan ini yang
tidak dimiliki oleh perusahaan di luar TEFA
KESIMPULAN
a.
Bahwa peluang bisnis produk TEFA sangat besar namun informasi yang minim
menjadikan peluang tersebut seolah-olah hilang
b.Harga
produk TEFA lebih murah daripada
karya produk yang sama dari perusahaan,
ini terjadi karena biaya tenaga kerja
TEFA lebih murah
c.
Produk hasil TEFA cukup baik atau setidaknya tidak kalah dengan produk
perusahaan besar sehingga sebenarnya memberi peluang yang cukup besar
4.2 Untuk mencapai hal tersebut maka disarankan
a.
Agar ditingkatkan lagi penyebaran informasi kepada konsumen sehingga konsumen
memperoleh informasi yang sempurna dan tertarik membeli produk TEFA di SMK
b.
Kerjasama dengan DUDI tidak hanya pada penempatan lulusan saja tetapi juga
produk yang dihasilkan oleh TEFA sekolah