MAHAMERU MULTIMEDIA CENTER

Search This Blog

Friday, June 6, 2014

TEACHING FACTORY REKAYASA PERANGKAT LUNAK - MAHAMERU



REKAYASA PERANGKAT LUNAK

Rekayasa Perangkat Lunak (Software Engineering), sedikit mengalami pergeseran makna di realita dunia industri, bisnis, pendidikan maupun kurikulum Teknologi Informasi (TI) di tanah air. Di industri, para tester, debugger dan programmer sering salah kaprah menyandang gelar Software Engineer. SMK di Indonesia juga latah dengan membuka jurusan Rekayasa Perangkat Lunak, meskipun secara kurikulum hanya mengajari bahasa C atau Pascal (mungkin lebih pas disebut jurusan pemrograman komputer) Tulisan ini berusaha meluruskan salah kaprah yang terjadi tentang Rekayasa Perangkat Lunak (Software Engineering) berdasarkan kesepakatan, acuan, dan standard yang ada di dunia internasional.
Sejarah munculnya Rekayasa Perangkat Lunak sebenarnya dilatarbelakangi oleh adanya krisis perangkat lunak (software crisis) di era tahun 1960-an. Krisis perangkat lunak merupakan akibat langsung dari lahirnya komputer generasi ke 3 yang canggih, ditandai dengan penggunaan Integrated Circuit (IC) untuk komputer. Performansi hardware yang meningkat, membuat adanya kebutuhan untuk memproduksi perangkat lunak yang lebih baik. Akibatnya perangkat lunak yang dihasilkan menjadi menjadi beberapa kali lebih besar dan kompleks. Pendekatan informal yang digunakan pada waktu itu dalam pengembangan perangkat lunak, menjadi tidak cukup efektif (secara cost, waktu dan kualitas). Biaya hardware mulai jatuh dan biaya perangkat lunak menjadi naik cepat. Karena itulah muncul pemikiran untuk menggunakan pendekatan engineering yang lebih pasti, efektif, standard dan terukur dalam pengembangan perangkat lunak.
Dari berbagai literatur, kita dapat menyimpulkan bahwa Rekayasa Perangkat Lunak adalah:
Suatu disiplin ilmu yang membahas semua aspek produksi perangkat lunak, mulai dari tahap awal requirement capturing (analisa kebutuhan pengguna), specification (menentukan spesifikasi dari kebutuhan pengguna), desain, coding, testing sampai pemeliharaan sistem setelah digunakan.
Kalimat “seluruh aspek produksi perangkat lunak” membawa implikasi bahwa bahwa Rekayasa Perangkat Lunak tidak hanya berhubungan dengan masalah teknis pengembangan perangkat lunak tetapi juga kegiatan strategis seperti manajemen proyek perangkat lunak, penentuan metode dan proses pengembangan, serta aspek teoritis, yang kesemuanya untuk mendukung terjadinya produksi perangkat lunak. Kemudian tidak boleh dilupakan bahwa secara definisi perangkat lunak tidak hanya untuk program komputer, tetapi juga termasuk dokumentasi dan konfigurasi data yang berhubungan yang diperlukan untuk membuat program beroperasi dengan benar. Dengan definisi ini otomatis keluaran (output) produksi perangkat lunak disamping program komputer juga dokumentasi lengkap berhubungan dengannya. Ini yang kadang kurang dipahami oleh pengembang, sehingga menganggap cukup memberikan program yang jalan (running program) ke pengguna (customer).
Rekayasa Perangkat Lunak bukan merupakan cabang ilmu Computer Science yang mempelajari tentang technical coding. Ini yang sering salah kaprah dipahami, sehingga pelajar, mahasiswa atau bahkan calon dosen shock ketika dihadapkan dengan buku-buku textbook Rekayasa Perangkat Lunak yang selalu tebal dengan penjelasan sangat luas tentang bagaimana perangkat lunak diproduksi, dari aspek requirement capturing, desain, arsitektur, testing, kualitas software, sampai people/cost management. Dan ini adalah suatu kesepakatan yang sudah diterima umum tentang Rekayasa Perangkat Lunak, sejak jaman Roger S Pressman menulis buku “Software Engineering: A Practitioner’s Approach”, sampai Ian Sommerville yang kemudian datang dengan buku “Software Engineering” yang sudah sampai edisi ke 7, maupun pendatang baru semacam Hans Van Vliet, Shari Lawrence Pfleeger maupun James F Peters.
Terus bagaimana kalau kita ingin memperdalam masalah technical coding dan programming? Ada dua cabang ilmu lain yang membahas lebih dalam masalah ini, yaitu: Algoritma dan Struktur Data, dan Bahasa Pemrograman.
Kok bisa begitu, dasarnya darimana? Jadi pada hakekatnya, sebagai sebuah disiplin ilmu, Computer Science itu juga memiliki definisi, ruang lingkup, klasifikasi dan kategorisasinya. Klasifikasi yang paling terkenal dikeluarkan Task Force yang dibentuk oleh IEEE (Institute of Electrical and Electronics Engineers) dan ACM (Association for Computing Machinary (http://acm.org)) yang dipimpin oleh Peter J Denning, yang kemudian terkenal dengan sebutan Matriks Denning. Sangat jelas bahwa Matriks Denning memisahkan antara cabang ilmu Software Engineering dengan Algoritma dan Struktur Data, serta Bahasa Pemrograman. Itulah di paragraf awal saya sebut bahwa lebih tepat SMK, akademi atau universitas menggunakan nama jurusan (atau mata kuliah): Pemrograman Komputer, Algoritma dan Struktur Data, atau Bahasa Pemrograman, kalau memang materinya hanya mempelajari masalah bahasa pemrograman secara teknis.
Jadi sebenarnya apa yang menjadi ruang lingkup ilmu Software Engineering itu apa? Pertanyaan ini merupakan pertanyaan banyak orang, semakin banyak peneliti dan praktisi menulis maka semakin bervariasi pemahaman yang muncul, semakin banyak buku yang terbit semakin membingungkan pelajar dan mahasiswa dalam memahami secara komprehensif apa itu Rekayasa
Tiada gading yang tak retak kata orang bijak, project IEEE Computer Society tentang SWEBOK ini sebenarnya juga banyak dikritik oleh pakar yang lain. Paling tidak dua tokoh besar dunia Software Engineering yaitu Cem Kaner and Grady Booch tidak terlalu setuju dengan materi yang ada di dalam

MANAJEMEN PROJECT PENGEMBANGAN SOFTWARE
Manajemen Project Software:
• Memfokuskan pada aktifitas pengembangan software sesuai dengan jadwal penyelesaian dan organisasi pengembangan software
• Manajemen Project dibutuhkan karena pengembangan software memiliki kendala pada biaya dan jadwal yang ditentukan oleh pengembang.
Aktifitas dalam Manajemen
• Pembuatan Proposal
• Perencanaan dan penjadwalan Project
• Pembuatan rencana biaya Project
• Monitoring dan review Project
• Pemilihan dan evaluasi Project
• Pembuatan Laporan dan presentasi
Penguatan Project
• Penentuan Personal dalam Project
o Dana Project terbatas untuk pembiayan staff yang tinggi
o Dimungkinkan tidak tersedianya staff yang memiliki kemampuan sesuai dengan yang diinginkan
o Pengembangan kemampuan(skill) pegawai pada Project software
• Menuntut kemampuan manager dalam menentukan staff sesuai dengan standar tenaga IT internasional
Perencanaan Project
• Merupakan aktifitas manajemen Project yang membutuhkan waktu paling lama
• Merupakan aktifitas berkelanjutan dari tahap initial hingga pengiriman software sehingga secara regular harus diperbaharui ketika terdapat informasi baru,
• Beberapa tipe perencanaan (rencana validasi, rencana perubahan managemen, rencana pengembangan dan training staff, rencana perawatan) harus pula dikembangkan untuk mendukung perencanaan Project utama yang memiliki kendala terhadap waktu dan biaya









Jenis-jenis Perencanaan Jenis
Deskripsi
Perencanaan Kualitas
Menentukan standar dan prosedur penentuan kualitas software yang digunakan
Perencanaan Validasi
Menentukan teknik, jadwal, dan sumber daya yang digunakan untuk validasi software
Perencanaan Perubahan Manajemen
Menggambarkan struktur dan prosedur perubahan manajemen
Perencanaan Perawatan
Memprediksi kebutuhan, biaya dan usaha perawatan sistem
Perencanaan pengembangan staff
Menggambarkan bagaimana perencanaan pengembangan kemampuan dan ketrampilan staff untuk menunjang Project
Perangkat Lunak Sebagai Pruduk
Produk perangkat lunak tidak sekedar program






MANAJEMEN TEACHING PROGRAM
1.       Konsep dasar Teaching Laboratory :
Agak sedikit berbeda mengajar di kelas dan mengajar di laboratorium / lab. Pada pengajaran dikelas hanya ada 3 komponen sbb :
1)      Guru
2)      Siswa, dan
3)      Education Aid ( LCD Proyektor, Laptop, dsb )
Pada Teaching Laborotory ( TC) terdapat 5 komponen penting, yaitu :
1)      Guru Praktek Lab
2)      Kepala / asisten lab
3)      Peralatan Lab
4)      Audiovisual Aid / Education Aid, dan
5)      Siswa
Ke lima komponen ini harus dapat bekerja sama menjadi team yang tangguh, sesuai peran dan tugasnya masing-masing.

Peranan dan Tugas Masing-masing
            A. Guru Praktek
Guru praktek adalah Source of knowledge dialah sumber ilmu yang akan mentranfer / share ilmu pengetahuan kepada siswa. Pengetahuan teori dan praktek harus dimiliki secara baik-baik. The man can do mo wrong, tetapi kesalahan harus ditekan sekecil mungkin.
Keramahan, kasih, dan penguasaan hati siswa lebih utama dari yang lain. Kedekatan dengan siswa dapat menjadi magnet untuk melekatkan hati siswa dengan guru sehingga penyerapan materi akan lebih mudah.
            B. Kepala / Asisten Lab
Kepala / Asisten Lab adalah petugas yang memahami secara penuh tentang perangkat keras. Dialah orang yang harus siap menghadapi keluhan siswa terkait dengan keberadaan perangkat keras yang ada di Lab. Penguasaan koneksi antara laptop[ dan LCD Proyektor serta pengaturan focus adalah tanggung jawab kepala / asisten lab ini. Dia bertanggung jawab membantu Guru Praktek.
            C. Perangkat keras
Perangkat keras harus benar-benar diperiksa oleh kepala lab sehingga perangkat keras lab ready for use.
Apabila sudah berbentuk jaringan LAN harus di upayakan server dapat bekerja dengan baik.
            D. Audiovisual Aid / Education Aid
LCD Proyektor hrus terkoneksi dengan baik dengan laptop.Apabila laptop difungsikan sebagai client dan mengambil data dari server harus diupayakan system jaringan antara client dan server terkoneksi dengan baik.
            E. Siswa
Siswa harus siap dengan buku ajar atau Lab Hand Out yang disiapkan oleh guru praktek.

2.       Pelaksanaaan Praktek Lab :
Kepala Lab membuka server dan siswa melaksanakan login.
A.      Instruksi
Guru Lab jangan langsung mengajar tetapi awali dengan menanyakan kepada siswa/I apa saja, sebab mereka pasti belum siap gunakan waktu + 5 menit sebelum memberi instruksi- instruksi :
Tulislah instruksi di power point lalu perintahkan untuk memulai. Jelaskan urutan proses di power point, misalnya klik star   program  MS Office  MS Studio 6 → Vis Basic 6.0, dst. BuaTEFAah sepraktis mungkin.
B.      Pelaksanaan
Periksa dan awasi gerak gerik siswa. Beri nama folder sesuai nama mereka, lalu perintahkan / ajarkan menyampaikan proyeknya di folder tsb. Perintahkan / ajarkan menutup proyek dengan legal operation. Periksa bahwa semua perangkat keras telah di “ Shut Down “
  1. Mengakhiri Praktek :
Siswa menandatangani presensi praktek sebagai berikut :
No
NIS
Nama Siswa
Kelas
User
Jam
Keterangan
Tanda Tangan









Keterangan :
a)      Kolom NO di isi no 1 sampai dengan jumlah siswa
b)      Kolom NIS adalah Nomor Induk Siswa yang mengikuti Praktek
c)       Kolom Nama di isi Nama Siswa
d)      Kolom Kelas di isi kelas siswa
e)      KolomUser berarti no User computer yang dipakai
f)       Kolom Jam di isi Jam Praktek awal sampai dengan akhir
g)      Kolom Keterangan isikan dengan apa yang terjadi pada user yang dipakai
h)      KolomTanda Tangan adalah tanda tangan siswa

Dibawah daftar hadir tersebut ditanda tangani guru praktik sbb :
Catatan Guru Praktek :
1.       Materi Praktek                  : ………………………………
2.       Praktek Ke                          : ………………………………
3.       Keterangan                        : ………………………………

Kepala Lab,                                                                                                 Guru Praktek,

……………………………                                                                                   ………………………....

MEMAHAMI PRODUK TEFA
Produk TEFA adalah keluaran yang dihasilkan melalui Teaching Factory yang pada umumnya terdiri atas 2 hal penting yaitu :
1)      Menghasilkan siswa yang terampil dan terdidik sesuai dengan Lab yang dipelajari.
2)      Menghasilkan paket aplikasi dengan biaya rendah, perangkat lunak dengan kinerja tinggi, handal dan tepat waktu, dapat beroperasi pada berbagai plat form, dengan biaya perawatan yang rendah.
Mengacu dari dua hal tersebut maka dipandang perlu untuk dipahami berbagai produk TEFA dan pengelolaan TEFA tersebut sedemikian rupa sehingga dapat dicapai hasil yang memuaskan.
  1. Masalah yang timbul
Masalah yang timbul terutama guru praktek tidak memahami tujuan dan penggunaan pengajaran Lab tersebut. Lab merupakan bagian tak terpisahkan dengan visi dan Misi Program studi. Visi dan Misi program studi, apapun program studinya tetapi sama tujuannya yaitu menghasilkan siswa/ I lulusan yang terampil sehingga akan terserap di pasar kerja.
Khusus untuk RPL, maka siswa yang terampil tesebut dapat :
a)      Memproduk paket aplikasi perangkat lunak dengan biaya produksi rendah.
b)      Menghasilkan PL yang kinerja tinggi, handal adan akurat
c)       Menghasilkan PL yang dapat bekerja diberbagai Plat form
d)      Menghasilkan PL yang biaya perwatannya rendah

Masalah-masalah ini yang harus dipahami terlebih dahulu sehingga guru praktik lab tahu arah tersebut.
Secara keseluruhan dapat memacu siswa/I peserta praktik lab memiliki keterampilan sesuai bidangnya, sehingga terserap dipasar kerja atau mampu berusaha sendiri.
Idealnya, Progdi RPL dapat membuat paket aplikasi progdi otomotif dapat melakukan rekayasa dan pemeliharaan mesin otomotif dan sebagainya. Semua keterampilan tersebut dipandang dapat dicapai melalui praktek lab ini. Oleh sebab itu lab merupakan tulang punggung untuk mencapai kompetensi pada bidangnya masing-masing.

2.  Manajemen Tata Kelola TEFA
Tata kelola TEFA diawali dengan pengorganisasian TEFA yang secara struktur tampak sebagai berikut :
Ketua Progdi
 



Kepala / As. Lab
Guru Praktik
SISWA











Ketua Prog di
Menyusun dan menetapkan Visi, Misi dan Tujuan Progdi sepanjang tidak bertentangan dengan visi , Misi , Tujuan sekolah.

            Kepala / As. Lab
Bertugas menyiapkan PK / PL untuk praktik Lab dan menyiapkan Audio Visual Aid Pendidikan.
            Guru Praktik
Menyiapkan Buku ajar dan Power point untuk pengajaran di Lab dan lembar kerja Lab.
Melakukan Evaluasi / pengujian untuk menentukan kompeten atau belum kompeten peserta didik.
            Siswa
Belajar sesuai instruksi  guru praktik, sehingga memperoleh keterampilan yang diharapkan.
Tugas tanggung jawab masing-masing yang terlibat pada TEFA harus dapat di laksanakan dengan penuh tanggung jawab. Lembar Kerja dapat di buat yang sederhana sehingga tak menghabiskan waktu bagi pemahaman siswa.
Pelaksanaan :
Kepala Lab menyiapkan semua peralatan lab sehingga siap dioperasikan.
Batasi materi praktek jangan terlalu banyak yang ingin dicapai.


Contoh :
Praktik          : 1. Membuat database dengan SQL
2. Mengaktifkan Database
3. Menghapus Database
4. Membuat Tabel
Sesuaikan dengan buku ajar praktik. Guru membuat power point materi ajar.
3.  Mengakhiri Praktek Lab
Produk TEFA terdiri atas :
Siswa yang kompeten sesuai Lab yang dipelajari
a)      Untuk produk TEFA disesuaikan dengan visi, misi, dan tujuan progdi masing-masing
Tata Kelola :
Kepala Lab, guru praktik bertanggung jawab kepada kepala progdi
a)      Kepala Lab menyiapkan PK dan PL siap untuk praktik Lab
b)      Guru mempersiapkan materi praktik dan power point
c)       Siswa mengikuti instruksi guru praktik Lab

Akhiri praktik Lab dengan menutup computer sesuai dengan aturan ( legal Operation )





PEMASARAN PRODUK TEFA
Pemasaran adalah upaya untuk menyampaikan produk kepada konsumen yang diawali dengan penawaran sampai dengan penyerahan produk/pemindahan hak  dari produsen / penjual kepada konsumen (user) Pemasaran yang berhasil adalah pemasaran yang sanggup menciptakan keinginan konsumen artinya konsumen yang pada awalnya tidak membutuhkan karena informasi dan pengetahuan terhadap sesuatu produk sempurna, sehingga user merasa perlu untuk memilikinya.
Pemasar/wiraniaga berupaya memberi informasi yang selengkap mungkin sehingga pemakai tertarik untuk membeli produk yang  ditawarkan.

Masalah yang Dihadapi
Masalah yang timbul terutama barang atau produk yang kita hasilkan merupakan “ Unsought goods” artinya konsumen perlu produk kita tetapi mereka tidak tahu bahwa produk tersebut sudah ada didekatnya.
Masalah yang lain terutama  masalah harga dan daya beli konsumen , demikian juga tingkat persaingan  yang sering sulit diatasi TEFA harus berupaya menciptakan produk yang berkualitas dengan harga yang rendah. Semua ini dapat dicapai bila SDM  dalah haal ini siswa siswi peserta praktik yang didukung oleh lab yang mendukung.

Pemasaran tidak akan terlepas dari produk, barang dan jasa. Produk adalah  semua karya atau hasil karya teknologi sebagai perwujudan idealisme pemikiran manusia untuk mengubah bahan baku menjadi sebuah barang, produk yang berguna bagi pemakai.
Produk yang dihasilkan  sangat tergantung pada bahan baku, pemikiran (kreativitas) produsen, dan teknologi yang digunakan. Sedangkan jasa yang dihasilkan  sangat bergantung pada kemampuan  dan ketrampilan serta penguasaan teknologi.
Produk TEFA di Progdi RPL misalnya adalah program aplikasi dan jasa pemrograman. Tetapi pemasaran produk ini tidak semudah memasrkan produk otomotif, tata busana, kelistrikan dan lain-lain yang lebih nyata, tetapi untuk produk RPL itu abstrak yang baru diketahui beberapa saat kemudian setelah dipergunakan. Dengan demikian pemasaran produk dari jasa RPL lebih memerlukan keahlian khusus.
Namun  demikian sebenarnya pemasaran produk apapun yang terpenting adalah penguasaan “ Product Knowledge” atau pemahaman tentang produk merupakan kunci awal untuk sebuah pemasaran.
Tentukan target market kita siapa, lalu kita ikuti tatanan di bawah ini :
Gunakan “ A I D A” dalam setiap pemasaran kita :
A                         : Attention beri mereka atensi melalui informasi yang menarik, dapat lewat iklan, brosur, liflet dan lain-lain.
I                            : Interest, setelah  konsumen memhami dan diberikan informasi pastikan  bahwa    mereka tertarik
D                          :  Desire, pengaruhi mereka untuk  segera membeli
A                          : Action,  giring terus untuk melakukan “ Open Buy” untuk produk dan jasa TEFA
ada baiknya “door to door service” Pembuatan  “Sofware House” yang merupakan salah satu  “Work Shop” di progdi RPL sangat dibutuhkan demikian juga progdi yang lain.
Menemui “ Key Man” adalah hal yang harus dilakukan  agar tidak menghabiskan waktu, sebab dialah pengambil keputusan.
Ingat dalam pemasaran selalu dilakukan analisa secara mendalam dalam Target sehingga, disimpulkan bahwa
a. Bahwa semua produk barang dan jasa yang dihasilakan oleh TEFA dapat dipasarkan kepada user sesuai dengan produk yang dihasilkan
b. Pemasaran diawali sejak pengenalan produk penawaran sampai dengan penyerahan produk, barang dan jasa kepada konsumen sehingga diperlukan penguasaan tentang pengetahuan produk ( product knowledge)
c. AIDA merupakan resep yang cukup handal dalam pemasaran
d. Keunggulan produk, terutama produk yang berkualitas dengan harga rendah merupakan keunggulan komparatif yang harus  diupayakan.
e. Melengkapi sekolah dengan ruang pamer ( work Shop) bahkan software house maupun hardware house akan mendukung pemasaran produk TEFA
ada beberapa saran yang bias dilaksanakan dalam pemasaran antara lain :
a. Ciptakan produk yang memiliki mutu dan berkualitas tinggi dengan harga serendah  mungkin
b. Tentukan dulu target pasar lalu lakukan promosi melalui media
c. Untuk beberapa produk TEFA ada baiknya jika diperlukan dilakukan ‘ door to door” marketing
d. jadikan TEFA sebagai sarana untuk memperoleh penghasilan sekolah


ANALISA PELUANG
Analisa sangat diperlukan dan penting dalam berbagai hal. Analisa peluang bertujuan untuk memperoleh informasi yang  “Valid” tentang peluang pemasaran.
Terdapat berbagai alat analisa peluang  terutama adalah “ trees analysis decision” atau analisa pohon keputusan, namun sangat disayangkan bahwa sering kali adanya datanya  yang tidak dapat mendukung untuk melakukan analisis.
Tidak semua analisis cocok untuk semua bidang usaha  apalagi untuk jenis usaha yang berskala besar dan usaha kecil apalagi usha yang sifatnya sebagai usaha home industri  yang berskala kecil demikian juga untuk business yang mengandalkan TEFA tentu jauh berbeda, segmen pasarnya demikian juga share yang diperoleh.
Ada baiknya analisa yang dilakukan dengan cara yang sederhana namun memberikan informasi yang valid untuk pengambilan keputusan.
Masalah Yang Timbul
Seringkali kita terjebak oleh paradigma  keilmuan  yang muluk-muluk padahal tidak semua ilmu pengetahuan walaupun baik  dan terpercaya untuk setiap masalah. Analisa  adalah tugas atau bagian dari manajemen, padahal manajemen yang baik  adalah “ manajemen situasional” seberapa hebat penguasaan manajemen harus diterapkan pada situasi yang ditangani.
Untuk menganalisa peluang pasar perusahaan multinasional tentu saja pelajaran analisis dari Harvard University dapat dijadikan  alat analisis, tetapi untuk peluang pemasaran produk TEFA yang dapat dikategorikan “ home industri” tentu saja sangat berbeda sekali dengan tuntunan analisa pada bisnis yang besar.
Tentu saja analisa yang kita gunakan tidak sama dengan usaha yang berskala besar karena tidak dapat dicocok-cocokkan tergantung pada situasi dan kondisi

Peluang untuk memasarkan bisnis produk yang dihasilkan melalui TEFA sebenarnya cukup besar. Yang menjadi permasalahan adalah terutama busines TEFA yang belum banyak dilirik produknya oleh user karena minimya informasi dan belum dikenalnya produk dari TEFA.
Sebagai contoh sederhana adalah Notebook “ SMK Relion” cukup baik walaupun yang membuat hanya oleh siswa-siswi SMK tetapi cukup handal dan juga dijual dengan harga yang murah tetapi yang menjadi masalah adalah tidak banyak terlihat dipasaran ? , padahal kita tahu bahwa  kebutuhan pasar akan Notebook dengan  harga yang murah cukup besar.
Peluang produk TEFA di bidang RPL sebenarnya cukup besar di pasar konsumen, kurangnya dukungan informasi dan promosi tentang produk tersebut yang akhirnya peluang produk TEFA seolah-olah tidak ada.
Contoh sederhana produk RPL yaitu pembuatan sofware aplikasi apotik maupun toko swalayan yang kadang datang ke SMK  atau pun dari masyrakat umum yang ingin servis komputer hal ini bukti bahwa produk dari  TEFA RPL mempunyai peluang yang besar.
Produk-produk  pembuatan WEB dari berbagai instansi cukup besar peluangnya, tetapi sekali lagi lemahnya pemasaran dan penyampaian informasi yang sangat minim.
Kebutuhan pemasangan CCTV pada perusahaan saat inijuga cukup besar permintaanya tetapi sayangnya TEFA tidak pernah berfikir tentang hal ini padahal kita bisa menjual dengan harga yang lebih rendah dari perusahaan karena tenaga yang kita pakai adalah siswa dan siswi sendiri dan keuanggulan ini yang tidak dimiliki oleh perusahaan di luar TEFA
KESIMPULAN
a. Bahwa peluang bisnis produk TEFA sangat besar namun informasi yang minim menjadikan peluang tersebut seolah-olah hilang
b.Harga produk TEFA lebih murah  daripada karya  produk yang sama dari perusahaan, ini terjadi karena  biaya tenaga kerja TEFA lebih murah
c. Produk hasil TEFA cukup baik atau setidaknya tidak kalah dengan produk perusahaan besar sehingga sebenarnya memberi peluang yang cukup besar
4.2 Untuk mencapai hal tersebut maka disarankan
a. Agar ditingkatkan lagi penyebaran informasi kepada konsumen sehingga konsumen memperoleh informasi yang sempurna dan tertarik membeli produk TEFA di SMK
b. Kerjasama dengan DUDI tidak hanya pada penempatan lulusan saja tetapi juga produk yang dihasilkan oleh TEFA sekolah