MAHAMERU MULTIMEDIA CENTER

Search This Blog

Tuesday, October 7, 2014

BUDIDAYA UDANG

 BUDIDAYA UDANG

udang merupakan jenis hewan konsumsi yang masih sangat jarang dikembangkan, karena sulitnya pemeliharaan. sedangkan kebutuhan pasar terhadap udang semakin lama meningkat tajam.
hal ini didorong pula kebutuhan akan permintaan pasar export tidak mencukupi..
dalam perkembanganya bisnis budidaya udang merupakan pilihan bagi anda yang memiliki lahan yang cukup untuk berternak udang.

tahapan pertama yang menjadi kendala adalah bibit.
saat ini bibit unggul masih sangat langka, terlebih jenis udang ini dibiakkan di daerah pantai.
namun bibit saat ini bisa anda beli di pembibitan benih unggul di sulawesi.. Dijawa tengah benih udang dapat dibeli disekitar pantai bantul. serta pembelian alat dapat dibeli disekitar jalan menuju pantai bantul.

Setidaknya terdapat empat faktor yang menjadi kunci sukses budidaya udang yaitu
 (1) Kesesuaian Konstruksi,
 (2) Pengendalian Lingkungan,
 (3) Feeding Program dan 
(4) Rekayasa Ruang, 
Dari sisi konstruksi, tambak super intensif idealnya memiliki luasan antara 900 – 1.600 meter persegi dan disarankan pematang dan dasar tambak dilapisi semen; Menggunakan central drain untuk pembuangan limbah; Dan kedalaman air pada saat budidaya minimal 250 cm.
Agar udang yang dibudidayakan tetap sehat meskipun hidup dalam kondisi berdesakan, maka lingkungan budidaya harus dikendalikan. Minimal ada tiga indikator lingkungan yang harus prima yaitu, 
Pertama konsentrasi bahan organik yang berasal dari kotoran udang dan plankton yang mati dapat dikendalikan melalui sistem pembuangan limbah yang dinamakan central drain model matahari.

Sebagai gambaran bahwa bila dalam sehari udang diberi makan sebanyak 400 kg, maka ada potensi bahan organik yang bersal dari kotoran udang dan makan yang larut sebesar 20 persen atau sekitar 80 kg dan harus dikeluarkan, karena bila tidak maka akan terjadi akumulasi yang akhirnya menjadi racun yang bisa menimbulkan penyakit dan menyebabkan kematian.

Selain itu juga dilakukan pemberian prebiotik atau bakteri pengurai bahan organik serta pergantian air antara 10 – 20 persen setiap hari. 
 Kedua ketersediaan oksigen selalu terjaga, dan minimal ketersediaannya di media budidaya di saat titik kritis di subuh hari berada pada angka minimal 2,2 ppm (part per million).

Kecukupan kincir, turbo jet dan blower menjadi salah satu faktor penentu. Ketiga, temperatur media budidaya dapat dijaga pada kisaran 29 – 30 derajat celsius. Untuk mempertahankan kondisi itu, maka blower yang selain berfungsi mensuplay oksigen juga sekaligus mensuplay udara panas pada waktu tertentu yang dirancang secara khusus.

Feeding program berupa pengaturan volume dan frekuensi pemberian makanan juga menjadi kunci untuk efisiensi penggunaan pakan. Pada saat udang sedang berada pada fase ganti kulit massal (moulting) sebagai indikasi bahwa udang tersebut bertumbuh, maka volume makanan yang akan diberikan harus diturunkan sampai 30 persen, setelah itu disesuaikan kembali. 
Selanjutnya pemberian makanan harus menggunakan mesin pelontar makanan ( automatic feeder), karena frekuensinya dapat diatur atau diprogramkan sesusi kebutuhan sehingga ikut meningkatkan efisiensi penggunaan pakan.

Rekayasa ruang, juga menjadi bagian yang menentukan produktifitas, karena itu dengan mempertimbangkan kondisi lingkungan, kontruksi yang ada ditambah dengan peralatan yang dimiliki, maka dapat dihitung daya dukung atau carrying capacity sebuah petakan tambak. Berdasarkan hasil perhitungan yang mempertimbangkan hal-hal itu, maka di tambak yang luasnya 1000 meter persegi tersebut memiliki daya dukung atau kemampuan memproduksi sebesar 8.000 kg. sumber info. budidaya-ikan.com\

namun dalam perkembangannya banyak petani udang lebih menfokuskan diri pada jenis udang hias yang relatif lebih mudah dipelihara dalam bak-bak akuarium yang disusun bertingkat. dengan jumlah populasi yang disesuaikan misal dalam 1 aquarum ukuran 50, 40, 40 cm dalam pembenihan ditebar 500 ekor udang hingga ukuran muda, setelah itu dilakukan penjarangan di kolam yang lebih kecil dengan jumlah yang kecil pula. setelah itu fase induka dilakukan proses perkawinan 
jumlah pejantan lebih sedikit dibanding betina. 10 : 4 setelah itu fase bertelur udang diberi pakan intensif dengan protein tinggi dedak ikan atau cacing sutra kering. 
ruangan, air, pakan, dan lingkungan dibuat sejuk diatas kolam diberi penghalang matahari langsung seperti ijuk. rumput" ilalang. diusahakan jangan menggunakan asbes atau seng karena panas yang ditimbulkan dapat beresiko terhadap udang hias. 
namun berbeda dengan udang konsumsi dapat ditaruh dilahan terbuka namun sirkulasi udara ditingkatkan dengan menggunakan kincir air. 

lihat kondisi udang secara seksama, kegagalan pembiakan dan penetasan telur sering kali terjadi karena suhu air terlalu dingin atau terlalu panas idealnya seperti diatas 29-30 derajat celcius. 

penjualan udang konsumsi dapat dijual di pasar, restoran, hotel maupu export dibeberapa negara Via Online. 



No comments:

Post a Comment