MAHAMERU MULTIMEDIA CENTER

Search This Blog

Friday, June 6, 2014

TEACHING FACTORY PROSES PEMBUATAN BATIK - MAHAMERU




Secara umum proses pembuatan batik melalui 3 tahapan yaitu pewarnaan, pemberian malam (lilin) pada kain dan pelepasan lilin dari kain.
Kain putih yang akan dibatik dapat diberi warna dasar sesuai selera kita atau tetap berwarna putih sebelum kemudian di beri malam. Proses pemberian malam ini dapat menggunakan proses batik tulis dengan canting tangan atau dengan proses cap. Pada bagian kain yang diberi malam maka proses pewarnaan pada batik tidak dapat masuk karena tertutup oleh malam (wax resist). Setelah diberi malam, batik dicelup dengan warna. Proses pewarnaan ini dapat dilakukan beberapa kali sesuai keinginan, berapa warna yang diinginkan.
Jika proses pewarnaan dan pemberian malam selesai maka malam dilunturkan dengan proses pemanasan. Batik yang telah jadi direbus hingga malam menjadi leleh dan terlepas dari air. Proses perebusan ini dilakukan dua kali, yang terakhir dengan larutan soda ash untuk mematikan warna yang menempel pada batik, dan menghindari kelunturan. Setelah perebusan selesai, batik direndam air dingin dan dijemur.

Pada umumnya para pembatik dapat mendaur ulang sisa malam yang telah digunakan menjadi malam baru yang dapat dipakai kembali. Setelah batik dilorod (direbus), maka malam akan terlepas dari kain dan terdapat di permukaan air. Hal ini terjadi karena malam (lilin) yang merupakan lemak memiliki massa jenis lebih kecil dari air. Jika air telah dingin maka malampun akan beku dan dapat diambil.
Diusahakan air yang terbawa seminimal mungkin, kemudian malam bekas tersebut dicampur dengan BPM (Paraffin/kendal) yang merupakan sisa/ampas dari pembuatan minyak goreng. Bahan lainnya adalah Gondorukem yaitu getah pohon pinus. Jika ingin membuat batik dengan motif garis yang sangat tipis dan halus (ngawat)  maka dapat dicampur dengan damar yaitu getah dari pohon meranti. Semua bahan tersebut direbus hingga larut semua yaitu sekitar 5-7 jam. Setelah itu malam yang telah jadi dicetak dan siap digunakan.
Kekayaan variasi batik memang sangat luas. Salah satu jenis teknik pembuatan batik yang cukup unik adalah batik remukan. Disebut remukan karena proses pembuatan batik ini telah dimodifikasi, yaitu dengan memecahkan malam pada pola batik yang telah kering, sehingga pada proses pencelupan warnanya meresap pada retakan malam yang telah terbentuk, seperti yang terlihat pada contoh gambar
 








Batik print merupakan salah satu jenis batik yang baru muncul. Tidak diketahui pasti kapan mulai dikenal, tetapi kini menjadi produksi batik dengan jumlah paling banyak jika dibanding batik cap apalagi batik tulis.
Teknik pembuatan batik print relatif sama dengan produksi sablon, yaitu menggunakan klise(kassa) untuk mencetak motif batik di atas kain. proses pewarnaannya sama dengan proses pembuatan tekstil biasa yaitu dengan menggunakan pasta yang telah dicampur pewarna sesuai keinginan, kemudian diprintkan sesuai motif yang telah dibuat. Jenis batik ini dapat diproduksi dalam jumlah besar karena tidak melalui proses penempelan lilin dan pencelupan seperti batik pada umumnya, hanya saja motif yang dibuat adalah motif batik. oleh karena itu batik print merupakan salah satu jenis batik yang fenomenal, kemunculannya dipertanyakan oleh beberapa seniman dan pengrajin batik karena dianggap merusak tatanan dalam seni batik, sehingga mereka lebih suka menyebutnya kain bermotif batik.
Secara kasat mata kita dapat membedakan batik print dan batik tulis/cap dengan melihat permukaan di balik kain, biasanya kain batik print warnanya tidak meresap ke seluruh serat kain, dan hanya menempel pada permukaan kain, sehingga di balik kain masih terlihat sedikit berwarna putih.
Belakangan muncul perkembangan baru pada batik print, dengan adanya metode print malam.Metode ini dapat dikatakan perpaduan antara sablon dan batik. pada print malam, materi yang di printkan pada kain adalah malam (lilin) dan bukan pasta seperti batik print konvensional. setelah malam menempel, kemudian kain tersebut melalui proses pencelupan seperti pembuatan batik pada umumnya.
Batik di Indonesia memang selalu mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Pada awalnya hanya terdapat batik tulis yang dikerjakan oleh para pengrajin wanita menggunakan canting. Sekitar pertengahan abad ke-19, “canting cap” (biasanya disebut hanya“cap” saja) mulai dikembangkan.
Canting cap merupakan sebuah alat berbentuk semacam stempel besar yang telah digambar pola batik. Pada umumnya pola pada canting cap ini dibentuk dari bahan dasar tembaga, tetapi ada pula yang dikombinasikan dengan besi. Dari jenis produksi batik cap ini, pembatik bisa menghemat tenaga, dan tak perlu menggambar pola atau desain di atas kain.
Batik cap juga mengalami pekembangan, dengan dikenalnya cap kayu. Cap yang terbuat dari kayu ini lebih ekonomis dan lebih mudah pembuatannnya. Pola pada kayu diukir dan dibentuk seperti stempel sama halnya dengan cap tembaga. Batik menggunakan cap kayu ini dapat dibedakan dari cap tembaga karena kayu tidak menghantarkan panas sebaik tembaga sehingga malam (lilin) yang menempel pada kayu lebih tipis, dan hasil pengecapannya yang terbentukpun memiliki kekhasan tersendiri, biasanya terdapat sedikit warna yang meresap pada batik karena lilin yang menempel terlalu tipis, sehingga terlihat gradasi warna pada pola antara pinggir motif dan tengahnya.

Penggunaan Pewarna Alami Dalam Membuat Batik

Industri pembuatan kain batik, baik skala kecil maupun menengah, hendaknya menggunakan pewarna alami daripada pewarna tekstil sintetis. Limbah hasil pencelupan batik dengan pewarna alami dinilai lebih aman dan tidak menimbulkan dampak pencemaran lingkungan. Alasannya adalah karena pewarnaan tersebut berasal dari alam, dengan sendirinya zat-zat yang terkandung dalam pewarna alami dapat mudah terurai. Berbeda dengan pewarna tekstil sintetis yang sulit terurai di alam, hal ini sesuai dengan perkataan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Bapedalda) DIY, Harnowati,
Limbah dengan pewarna tekstil sintetis akan mencemari sumber-sumber air warga, baik yang dibuang ke sungai, atau yang dibuang ke tanah karena akan mudah masuk ke sumur. Dampak pencemaran baru terasa setelah beberapa puluh tahun kemudian, terutama bagi kesehatan warga, yakni ancaman kanker atau gangguan pencernaan akibat akumulasi zat-zat berbahaya yang masuk ke dalam tubuh melalui air minum.
Menurut pantauan Bapedalda DIY, tingkat pencemaran air sungai maupun air bawah tanah oleh limbah hasil pencelupan batik masih dalam ambang toleransi. Akan tetapi, pencemaran ini harus diantisipasi sejak awal agar tidak sampai ke tahap mengkhawatirkan seperti yang terjadi di beberapa sentra batik di Jawa Tengah, seperti Solo dan Pekalongan.
Pewarnaan dengan bahan dasar alam yang biasa dibuat berupa pasta warna biru yang berasal dari olahan daun indigo. Selain warna biru, terdapat pula pasta dengan warna-warna lain seperti coklat dari hasil rendaman kayu mahoni, coklat kemerahan dari buah enau, atau hijau dan kuning yang berasal dari rendaman aneka dedaunan. Namun jumlah produksi pasta warna alami masih terbatas, karena tidak dibuat secara massal.

 

MEMBERI WARNA PADA KAIN BATIK

Pelangi tidak akan indah jiga tidak memiliki warna begitu juga dengan kain batik. Jika hanya berupa motif saja tentunya kain batik yang diciptakan akan menjadi kurang indah. Untuk memberikan nuansa indah tersebut kita membutuhkan warna dalam kain batik. Macam-macam pewarnaan dalam dabatik sebagai berikut:
  1. Medel
pemberian warna biru tua pada kain yang dicap klowongan dan tembok dengan cara dicelup. Dahulu proses ini menggunakan nila dari daun indigofera (daun-tom) karena memiliki daya pewarna lambat, maka harus dilakukan secara berulang. Medel sekarang dilakungan menggunakan zat warna Indigo synthetis dan naptol.
2.       Celupan warna dasar
Batik-batik daerah Pekalongan, cirebon, Banyumas dan lainnya yang berwarna tidak diwedel naun diganti warna lain seperti violet, merah, hijau orange dan lainnya. Hal ini agar pewarnaan berikutnya tidak berubah. Zat warna yang bisa dipakai biasanya memiliki ketahanan yang baik seperti cat indigosol, Napthol/Indanthreen.

3.       Menggadung
Yakni menyiram kain batik dengan larutan zat warna. Tekniknya dengan menggelar kain kemudian disiram dengan larutan cat. Cara ini menghemat zat warna namun menjadi agak kurang merata karena pemerataannya dilakukan dengan menyapunya. Pewarnaan ini sering dilakukan oleh pembatik di Pekalongan untuk warna pada kain sarung atau buketan
4.       Coletan atau dulitan
Yakni pemberian warna dengan kuas atau dilukis dimana bagian yang diwarnani dibatasi oleh garis lilin. Cat yang biasa digunakan seperti Rapid dan Indigosol
5.       Menyoga
Pemberian warna coklat pada kain batik. Bagi daerah jogja Solo, ini merupakan pewarnaan terakhir. Zaman dahulu pewarnaan menggunakan kulit pohon soga. Sekarang banyak digunakan pewarnan seperti Soga Ergan. Chroom. Kopel Naphtol, indigosol/kombinasii dari zat-zat warna tersebut.

Warna dan tata warna batik

Kenapa anda melihat pelangi itu indah? Mengapa orang tidak senang melihat film hitam putih? Semua karena warna. Dalam hidup ini kita dapat mengatakan apakah seuatu indah dengan melihat warna, kita dapat memngenal satu benda dengan mendefinisikan sebuah warna. Warna memberikan kehidupan ini menjadi lebih indah. Bayangkan jika semua benda didunia ini gelap tidak berwarna apa yang kamu rasakan?
Warna merupakan unsur penting dalam kehidupan, begitu juga dalam batik. Menurut para ahli ada benyak definisi mengenai warna ada yang mengatakan sebagai teori cahaya, teori struktur kimia, dari segi biologi dan Phisiologi. Namun di Indonesia terutama y=berkaitan dengan kebudayaan warna diidentikan dengan ”faham kesaktian”. Dalam bolg ini saya ingin meninjau pewarnaan batik terutama di Indonesia dan beberapa daerah Jawa. Batik sebenarnya didasari oleh paham kesaktian seperti halnya warna itu sendiri. Saya akan mencoba menguraikan secara singkat dengan berbagai macam referensi yang telah di dapat. Semoga dapat memberikan manfaat, dan jadikan batikmu memiliki makna dari coretan warna yang diberikan.

Dalam Batik Akan dijelaskan Tentang beberapa Instrument Penting dalam Pembuatan kain terutama Batikantara lain :
APA ITU BATIK  ?
KEBUTUHAN LAB :
Kebutuhan ruangan dalam pembuatan kain tentusaja akan berpengaruh terhadap hasil dan kualitas kain hal tersebut meliputi :
  1. Area/tempat workshop yang memadai
  2. Setting / desain area
  3. SDM
  4. Akses / jejaring

1.       Area/tempat workshop yang memadai
       Meliputi :
      Luasan area ( m2 )

Di sesuaikan dengan rencana / out put yang ingin di capai.
1.       Setting / desain area

Desain Ruang Obat / Bumbu Batik
A. Almari obat / bumbu batik
- tempat penyimpanan obat / zat warna sintetis
- tempat penyimpanan zat warna alam
Desain ruang proses
A. PEMBATIKAN
- Proses canting tulis
- Proses canting cap
- Desain ruang proses
B. PEWARNAAN
- proses pewarnaan celup
- proses pewarnaan toled
C. FIKSASI
- pelorodan
- pencucian
- penjemuran
- Desain ruang sanitasi



A.      Instalasi pengolahan air limbah
- instalasi limbah pelorodan
- instalasi limbah proses pewarnaan

2.       SUMBER DAYA MANUSIA  - SDM –
       Mampu menguasai jenis kain untuk batik
      Jenis mori / katun
      Jenis sutra
       Mampu menguasai tujuan produk
      Untuk apa ?
* jarik / kain panjangkah…
* pakaiankah….
* asesoriskah …. ( taplak, selendang, dll )
      Mampu menguasai desain motif
       Manual
       Komputer
      Mampu menguasai proses pembatikan
       Mengenal jenis – jenis alat
       Pelilinan
       Pewarnaan
       Sumber energi yang di pergunakan


3.       Akses / jejaring
Akses pemasok bahan baku
    1. Peralatan
    2. Kain
    3. Lilin / malam
    4. Obat / bumbu batik
Akses pemasaran
    1. Pameran
    2. Lembaga / instansi / perusahaan / perorangan sebagai pengorder.

AKSES PENDAMPING
- lembaga
- perorangan ( sebagai konsultant )

Akses jejaring antar lembaga
- INTERN ( Antar Jurusan )
- Pemerintah
> Bappeda
> Dinas Perindustrian
> dinAs Koperasi dan UMKM
> Dinas Pendidikan
> dll

      Akademisi / perguruan tinggi
·       Negeri
·       Swasta
      LSM
      Paguyuban – paguyuban batik

PELATIHAN- PELATIHAN
Penunjang
  1. Pelatihan Dasar Management
Meliputi :
A. Pelatihan akuntansi
B. Pelatihan web marketing
C. Pelatihan desain
D. Pelatihan good houskeeping
2. Pelatihan dasar proses pembatikan
Meliputi :
A. Pelatihan membatik
- dengan alat canthing tulis
- dengan alat canthing cap
B. Pelatihan pewarnaan
- dengan zat sintetis
- dengan zat warna alam
3. Magang
BAGAN / SKEMA PROSES BATIK
 


MENGENAL ALAT PEMBATIKAN







 







CAP BATIK
bahan Tembaga





 


Meja Cap






 






MEJA GAMBAR / DESAIN

 

 

 

 


GAWANGAN




 

BAK CELUP








 


 






 







KENCENG / BAK LOROD









MENGENAL PEMOLAAN MOTIF  DAN ISEN – ISEN MOTIF
Contoh Membuat Motif & Memberi Isen - Isen










Contoh Membuat Motif &
 Memberi Isen - Isen




 

 

 

 


CONTOH MEMBUAT MOTIF & MEMBERI ISEN - ISEN

 

 

 

















MENGENAL JENIS KAIN
Kain yang digunakan untuk batik harus memenuhi persyaratan teknis antara lain tidak rusak karena pengaruh proses batik, dan dapat diberi warna pada suhu dingin atau suhu kamar karena lilin batik sebagai perintang warna tidak tahan suhu panas. Pada umumnya jenis-jenis kain dibuat dari serat alami
A.  Kain kapas
Kain kapas adalah kain yang terbuat dari serat kapas. Sifat umum kain kapas adalah daya serapnya baik, tahan terhadap panas, kelenturannya rendah, penghantar panasnya baik. Beberapa jenis kain kapas yang dapat digunakan sebagai bahan dasar batik yaitu:
1)  KAIN MORI
Kain Mori adalah kain tenun benang kapas hasil olahan pabrik dengan anyaman polos dan diputihkan, diklasifikasikan menjadi:
A.      Mori Primissima
Termasuk jenis kain mori yang paling tinggi kualitasnya dengan spesifikasi halus nomor benangnya, tebal benangnya tinggi, konstruksi anyaman rapat sehingga pegangan kainnya halus dan padat. Namun demikian kemampuan daya serap kurang. Sehingga untuk meningkatkan daya serap, saat ini telah diproduksi mori primissima mercerized maupun sanforized. Di pasaran antara lain dapat ditemukan dengan merek dagang Kereta Kencana, Crown, Bendera.
B.      Mori Prima
merupakan mori kualitas sedang dengan spesifikasi nomor benang sedikit lebih kasar, tebal benang labih rendah. Saat ini juga telah diproduksi mori prima mercerized dengan merek dagang antara lain Bendera, Gong, Kupu, Ayam Mas, Menjangan.
C.      Mori Biru
Merupakan mori kualitas rendah dengan spesifikasi nomor benang, tebal benang dan pegangan kain lebih kasar. Dipasaran dapat dijumpai antara lain dengan merek dagang Cendrawasih, Nanas, Garuda Dunia.
D.      Mori Voalisima
Kualitasnya sama dengan mori primissima hanya tebal benangnya lebih rendah.
E.       Berkolin
Kualitasnya sama dengan mori primissima dan telah diproses mercerized. Di pasaran dapat ditemukan dengan lebar 90 cm dan 115 cm.

2). KAIN KAPAS GREY
Kain grey adalah kain tenun benang kapas yang tidak mengalami      proses pemutihan, sehingga  warnanya masih alami. Kain grey dapat  diklasifikasikan sebagai berikut:
A.      Kain Blacu
yaitu kain tenun kapas olahan pabrik. Dipasaran terdapat kain blacu dengan lebar 90 cm, 115 cm, dan 150 cm.
B.      Kain tenun ATBM
yaitu kain tenun kapas yang dihasilkan dengan menggunakan alat tenun bukan mesin, diproduksi dengan berbagai variasi ukuran kain dengan desain struktur anyaman yang dibuat dengan doby. Sebagai bahan batik banyak digunakan sebagai busana wanita maupun aksesoris.


A.      Kain rayon
Kain rayon adalah kain benang rayon yaitu serat hasil regenerasi serat selulosa, sifatnya menyerupai kapas akan tetapi kekuatannya lebih rendah terutama terhadap alkali. Dalam keadaan basah kekuatan kapas akan bertambah sementara rayon akan berkurang. Keunggulan kain rayon lebih berkilau dan mempunyai draping atau sifat menggantung lebih baik. Contoh antar lain kain shantung, kain paris rayon.
B.          Kaos kapas
Kaos kapas adalah kain katun hasil rajutan, biasanya dibuat batik dalam bentuk produk kaos oblong atau T-shirt.
C.      Kain Sutra
Kain sutra terbuat dari serat protein, yang diperoleh dari sejenis serangga Iepidoptera dan spesies utama yang dipelihara untuk menghasilkan sutra adalah Bombyx mori. Serat sutra berbentuk filamen dihasilkan dari larva ulat sutra pada saat membuat kepompong
Saat ini sutra yang ada di pasaran adalah :
 Sutra import
yaitu kain sutra yang ditenun secara masinal yang dikenal dengan sutra super T54, sutra super T56, Abote, Organdi, Sifon, sutra kaca kotak, sutra salur yaitu kombinasi anyaman sutra super denan organdi, sutra krepe,  sutra kembang batu yang anyaman desain struktur dengan doby.
Sutra lokal
yaitu kain sutra buatan dalam negri ditenun dengan ATBM antara lain sutra polos, sutra granitan yang anyaman desain struktur dengan doby, sutra salur.
Sutra liar,
yaitu sutra yang dibuat dari serat ulat sutra yang dibudidayakan secara liar. Ulat-ulat sutra ini dibiarkan hidup di pohon mahoni, jambu mete, kedondong, sehingga makanannya adalah daun-daun dimana mereka hidup. Jenis serat yang dihasilkan dari ulat yang makanannya jambu mete atau daun kedondong berwarna kuning keemasan. Sedangkan serat yang dihasilkan dari ulat yang makanannya daun mahoni berwarna cokelat.

MENGENAL BAHAN JENIS LILIN / MALAM
       Bahan yang terkandung dalam lilin / malam antara lain :
                - Parafin
                - Gondorukem ( getah pinus )
                - Mata kucing ( damar )
                - Lilin lebah
                - Lemak / minyak kelapa
                - Malam bekas lorodan

MACAM-MACAM LILIN ADALAH:
1. Lilin batik klowong,
Berfungsi sebagai media penerapan ragam hias/desain batik yang dikerjakan secara ngengreng dan nerusi (bolak-balik pada kedua permukaan kain), yaitu kerangka motif batik terdiri dari ornamen-ornamen pokok dan pengisi serta isen-isennya (motif penghias ornamen pokok dan pengisi seperti cecek, sawut dsb).
Lilin klowong mempunyai sifat sbb:
                1)            Mudah encer dan membeku
                2)            Dapat membuat garis motif yang tajam
                3)            Daya lekatnya cukup tapi mudah lepas atau remuk
                4)            Mudah tembus pada kain tapi mudah    dilorod
                5)            Tidak terlalu tahan terhadap alkali
                6)            Mudah lepas dalam rendaman air
                7)            Tidak meninggalkan bekas setelah dikerok maupun dilorod
2. Lilin batik tembokan/popokan,
Berfungsi menutup bagian motif yang akan tetap putih, menutup dasaran kain agar tetap putih (disebut nembok/mopok), menutup pinggiran pada kain panjang (seret).
Lilin tembok mempunyai sifat-sifat sbb :
                1)            Lama mencair dan cepat membeku
                2)            Daya lekatnya sangat kuat sehingga        tidak      mudah lepas/remuk
                3)            Mudah meresap pada kain
                4)            Tahan terhadap larutan alkali
                5)            Tidak mudah lepas dalam rendaman air
                6)            Sukar dilorod
                7)            Tidak meninggalkan bekas setelah dilorod
3. Lilin batik tutupan/biron,
Berfungsi menutup bagian motif yang akan dipertahankan warnanya setelah dicelup atau dicolet, menutupi warna biru wedel/biru tua (mbironi) setelah sebagain lilin dikerok atau dilorod, merining yaitu memberi efek titik-titik/cecek pada bagian kerangka motif/klowongan.
Lilin batik tutupan/biron mempunyai sifat:
                1)            Mudah mencair dan membeku
                2)            Daya lekat cukup
                3)            Mudah tembus dalam kain
                4)            Tidak tahan dalam larutan alkali
                5)            Mudah dilorod
MENGENAL PROSES PEWARNAAN
       Pewarnaan menggunakan zat warna kimia / zat sintetis
       Pewarnaan menggunakan zat warna alam
JENIS PEWARNA SINTETIS ( PEWARNA BATIK )
       NAPTHOL                     pewarnaan sistem celup
       INDIGOSOL                  pewarnaan sistem celup
                                                                   dan sistem toled          
       REMASOL                     pewarnaan sistem celup
                                                                   dan sistem toled






ADA JENIS – JENIS YANG  LAIN TETAPI JARANG DI PERGUNAKAN
       Warna Naphtol ( AS ) macamnya :
AS                                           AS – D                                   AS – G                  
AS – BO                                AS – GR                                AS – LB
AS – BS                                 AS – KN                                AS – BR
AS - OL
Pembangkit warna adalah garam ( diazo )
Jenis Garam :
Biru B                                    Biru BB                                  Violet B                               
Merah B                               Merah GG                           Merah R              
Merah 3GL                          Orange GC                          Orange GR         
Kuning GC                           Biru hijau B                         Hitam B
  
Bahan pembantu :
                - TRO     - Kaustik Soda








SKEMA SISTEM PEWARNAAN CELUP
ZAT PEWARNA NAPTHOL ( Resep per liter air )